REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, akhirnya mengungkapkan kesiapan diri untuk bergabung dengan salah satu partai politik (Parpol) jelang tahun politik 2024. Pria yang akrab disapa Emil itu mengaku siap bergabung dengan salah satu parpol pada tahun depan.
Meski belum secara terbuka menyampaikan akan 'berbaju' parpol mana, namun saat ini ada tiga parpol yang menyatakan siap menerima tokoh yang pernah dekat dengan Partai Gerindra itu.
Pertama ada Partai Amanat Nasional (PAN). Sekretaris Jenderal (Sekjen) PAN, Eddy Soeparno, menyatakan antara parpolnya dengan Ridwan Kamil memiliki kesamaan visi dan misi. Bahkan, Eddy mengklaim PAN sudah menjalin komunikasi yang baik dengan Gubernur Jabar itu.
"Kita memiliki beberapa pandangan dan visi yang sama khususnya dalam rangka pembangunan Jawa Barat dan bagaimana kita mengakselerasi pembangunan di Indonesia secara keseluruhan bagaimana kita menghadapi covid19," kata Eddy kepada Republika.co.id, Kamis (2/12).
Sebagai partai yang terbuka, Eddy menyebut PAN akan sangat senang jika tokoh-tokoh nasional bergabung ke PAN. Eddy juga mengaku PAN akan senang jika Ridwan Kamil mau sama berjuang dengan PAN untuk berbuat yang terbaik untuk negeri ini.
"Kami berharap komunikasi diantara kita dan Ridwan Kamil akan terjalin terus," ujarnya.
Setelah PAN, partai yang siap membuka pintu untuk Ridwan Kamil adalah Golkar. Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Ahmad Doli Kurnia Tanjung, mengatakan pihaknya siap menerima siapapun yang mempunyai visi dan platform yang sama.
"Ideologi Pancasila, kemudian kita adalah partai yang doktrin kekaryaan, sebagai developtalism party, siapapun yang terima itu, dengan senang hati kami menerima siapapun yang mau bergabung dengan kami," kata Doli kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (2/12).
Doli mengingatkan bahwa seseorang yang bergabung ke parpol hendaknya berdasarkan visi dan pandangan yang sama dengan partai tersebut. Bukan justru karena adanya kepentingan tertentu.
"Bahwa kemudian setelah gabung dengan partai ia ikuti proses soal rekrutmen tentang posisi-posisi politik, itu urusan lain," ucapnya.