REPUBLIKA.CO.ID,SUKABUMI -- Masa Pandemi Covid-19 menjadi sebuah tantangan bagi Pemerintah Kota Sukabumi dalam menghadirkan layanan publik. Sebab pada momen tersebut diterapkan beberapa pembatasan untuk mencegah penyebaran Covid-19.
''Konsep smart city Pemerintah Kota Sukabumi yang diterapkan sejak 2017, berhasil menjawab beberapa tantangan yang muncul akibat pandemi,'' ujar Kepala Bidang Aplikasi dan Informatika Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Sukabumi, Yuli Noviawan, Kamis (2/12). Di mana penerapkan teknologi informasi dalam layanan publik selama 2020 mengalami kenaikan dibandingkan sebelumnya.
Yuli menerangkan, ada enam pilar Smart City yaitu Smart Government, Smart Society, Smart Living, Smart Economy, Smart Branding, dan Smart Environtment. Ia mencontohkan beberapa inovasi dari berbagai dinas seperti bursa kerja online yang diadakan oleh Dinas Tenaga Kerja Kota Sukabumi.
Kemudian kabizza fest yang masuk dalam pilar Smart Branding. Di mana sebelum pandemi, kegiatan yang mengangkat kreasi anak muda ini, diadakan di Lapang Merdeka, tapi setelah menyebarnya Covid-19 tetap bisa dilaksanakan dengan mengadopsi format virtual.
Menurut Yuli, beberapa aplikasi yang telah digunakan sebelum pandemi terjadi pun semakin dirasakan kegunaannya oleh masyarakat. Di antaranya aplikasi Super dalam pengaduan dan keluhan warga terhadap layanan pemerintah yang dikelola Diskominfo dan aplikasi Kemboja Sari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.
''Berdasarkan data yang ada, kedua aplikasi tersebut yang termasuk ke dalam pilar Smart Government,'' ungkap Yuli. Dari data yang masuk kedua aplikasi itu semakin banyak digunakan masyarakat ketika pandemi merebak.
Intinya lanjut Yuli, berdasarkan hasil penilaian Kementerian Komunikasi dan Informatika pada bulan Mei 2021 lalu menyebutkan penerapan Smart City mendapatkan hasil penilaian yang meningkat. Hal ini membuktikan konsep smart city bisa menjadi solusi pada masa pandemi.