REPUBLIKA.CO.ID, PENAJAM -- Pembangunan bendungan di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur yang merupakan bagian dari kawasan ibu kota negara Indonesia yang baru, telah mencapai sekitar 30 persen.
Camat Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara Risman Abdul di Penajam, Kamis mengatakan, kemajuan pembangunan fisik Bendungan Sepaku-Semoi diperkirakan sudah mencapai 30 persen.
Proyek pembangunan Bendungan Sepaku-Semoi yang ditangani Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan (PUPR) tersebut dipastikan terus dikerjakan dan diperkirakan rampung pada 2024.
Pembebasan lahan tahap pertama diselesaikan dengan luas 81 hektare pada 2020 menurut dia, untuk konstruksi bendungan dan lahan untuk areal genangan dibebaskan tahun ini (2021).
"Pembebasan lahan untuk areal genangan masuk tahap kedua yang ditargetkan selesai pada bulan ini (Desember 2021), dengan luas 297 hektare," ujarnya.
"Mudah-mudahan selesai tahun ini semua pembayaran lahan milik warga yang masuk proyek pembangunan Bendungan Sepaku-Semoi," tambah Risman Abdul.
Pembebasan lahan Bendungan Sepaku-Semoi tahap kedua sedang diproses jelas dia, saat ini tahap pengumuman hasil verifikasi lapangan dan persetujuan atas ganti rugi tanah maupun tanam tumbuh.
Wilayah Kecamatan Sepaku yang masuk dalam proyek pembangunan untuk konstruksi bendungan meliputi Desa Tengin Baru dan Sukomulyo. Wilayah Desa Argomulyo terkena proyek pembangunan untuk areal genangan bendungan.
Anggaran pembangunan Bendungan Sepaku-Semoi tercatat di laman resmi LPSE (layanan pengadaan secara elektronik) Kementerian PUPR lebih kurang Rp 676,726 miliar. Bendungan yang dibangun di wilayah Kecamatan Sepaku tersebut memiliki daya tampung sekitar 11,6 juta kubik dengan debit air Sungai Tengin Baru sekira 2.400 liter per detik.
Pembangunan Bendungan Sepaku-Semoi untuk mencukupi kebutuhan air bersih dan bermanfaat sebagai pengendalian banjir, serta dijadikan daerah pariwisata waduk dan konversi DAS (daerah aliran sungai) Tengin Baru.