REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Bupati Bogor, Ade Munawaroh Yasin berharap, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dapat meresmikan hunian tetap (huntap) bagi para korban bencana longsor dan banjir bandang di Sukaraja, Kabupaten Bogor, Jawa Barat yang terjadi pada awal 2020.
"Saat ini progresnya sekitar 80 persen. Mudah-mudahan bisa selesai akhir Desember ini dan saya mau minta Presiden yang meresmikan," ucap Ade di Cibinong, Kabupaten Bogor, Kamis (2/12). Huntap tersebut berada di atas lahan milik PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII, yang berada di Desa Sukaraksa, Kecamatan Cigudeg dan Desa Urug, Kecamatan Sukaraja.
Secara keseluruhan, huntap yang disediakan pemerintah berjumlah 563 unit. Tapi, jumlah itu masih kurang untuk merelokasi warga korban bencana alam. Pasalnya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor mencatat, korban bencana alam pada 2020, hampir mencapai 2.000 kepala keluarga (KK).
"Masih sangat kurang. Tapi kami terus berupaya untuk menambah huntap secara bertahap. Kami ajukan juga permohonan bantuan pembangunan huntap ini ke BNPB dan Kementerian PUPR. Masing-masing 500 unit," kata Ade.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bogor, Burhanudin menyebutkan, bencana alam awal tahun 2020 di empat kecamatan Kabupaten Bogor, yakni Sukaraja, Jasinga, Nanggung, dan Cigudeg diperkirakan menyebabkan kerugian hingga Rp 1,4 triliun. Hal itu lantaran banyak warga harus kehilangan tempat tinggal.
"Itu bukan hasil perhitungan kami. Tapi, itu hasil perhitungan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)," ujarnya. Cuaca buruk yang terjadi pada Rabu, 1 Januari 2020 mengakibatkan sejumlah wilayah di Kabupaten Bogor terdampak banjir dan longsor.
Longsor juga terjadi di Kecamatan Sukajaya, Nanggung, dan Cigudeg. Sedangkan banjir terjadi di Kecamatan Gunung Putri dan Jasinga. Kejadian tersebut menyebabkan korban jiwa sebanyak delapan orang, dan tiga orang hilang yang kini sudah dinyatakan meninggal dunia.
Kemudian, 12 orang mengalami luka berat, dan 517 orang mengalami luka ringan. Warga pun untuk beberapa bulan harus tinggal di hunian tidak layak, karena direlokasi dari tempat sebelumnya. Sekarang, warga bisa bernapas lega lantaran huntap yang dijanjikan hampir selesai dibangun pemerintah.