Jumat 03 Dec 2021 20:03 WIB

Media Israel: Mossad Rekrut Ilmuwan Nuklir Iran

Mossad disebut merekrut ilmuwan Iran untuk menghancurkan instalasi nuklir.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
Badan Tenaga Atom Iran merilis foto situs nuklir Natanz yang terbakar, 2 Juli.
Foto: Badan Tenaga Atom Iran via AP
Badan Tenaga Atom Iran merilis foto situs nuklir Natanz yang terbakar, 2 Juli.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Laporan terbaru dari Jewish Chronicle (JC) mengungkapkan bahwa Mossad berada di balik penghancuran salah satu fasilitas nuklir Iran yang teraman dan terpenting. Penghancuran itu dikatakan dilakukan dengan diam-diam merekrut tim ilmuwan nuklir Iran.

Menurut laporan yang dilansir laman The Jerusalem Post, Jumat (3/12), sebanyak 10 ilmuwan nuklir Iran setuju untuk membantu menghancurkan ruang sentrifugal di fasilitas nuklir Natanz pada April. Namun, tampaknya para ilmuwan tersebut tidak menahu bahwa mereka melakukan ini atas nama Israel, melainkan untuk kelompok pembangkang lainnya. Laporan ini belum dikonfirmasi oleh otoritas Iran. 

Baca Juga

Ledakan Natanz menyebabkan kehancuran yang signifikan di pembangkit nuklir Natanz. Sejak awal, media dan pejabat Iran memang santer menuduh Israel berada di balik insiden itu.

Namun Israel selalu acuh dengan tuduhan itu, hanya awalnya menyebutnya sebagai kecelakaan. Yang lain lebih lanjut berspekulasi bahwa AS entah bagaimana terlibat dalam ledakan itu.

Menurut JC, penghancuran sentrifugal Natanz dilakukan oleh Mossad sendiri, dan telah direncanakan selama bertahun-tahun. Menurut laporan itu, bahan peledak disembunyikan pada awal 2019.

Selanjutnya, sebuah pesawat tak berawak bersenjata diselundupkan ke Republik Islam sepotong demi sepotong untuk akhirnya meluncurkan rudal di situs lain di Karaj. Secara keseluruhan, laporan tersebut mengeklaim tiga operasi direncanakan dalam waktu hanya 18 bulan. Ini termasuk pekerjaan seribu teknisi, mata-mata dan operator di lapangan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement