JPEN & PGN Teken Kerjasama Pemenuhan Gas di Kawasan Industri
Rep: Bowo Pribadi/ Red: Muhammad Fakhruddin
JPEN & PGN Teken Kerjasama Pemenuhan Gas di Kawasan Industri (ilustrasi). | Foto: Dok Pertamina
REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG -- PT Jateng Petro Energi (JPEN) bersama PT Perusahaan Gas Negara (PGN) jalin kerjasama pengembangan gas kebutuhan industri di Jawa Tengah.
Kerjasam antara BUamD Pemprov Jawa Tengah dengan BUMN ini diproyeksikan sebagai solusi pemenuhan kebutuhan gas di seluruh kawasan industri yang ada di Jawa Tengah.
"Bahkan, persoalan kelangkaan gas --yang dikeluhkan sejumlah pengusaha di berbagai kawasan industri-- di Jawa Tengah bakal selesai dengan kerjasama ini," kata Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo isai meneken nota kesepahaman kerjasama tersebut, di Semarang, Jumat (3/12).
Hari ini, jelas gubernur, menjadi momentum yang menggembirakan terkait dengan kebutuhan gas jangka panjang dalam menopang industri yang ada di Jawa Tengah.
Pasalnya telah dibuat satu komitmen kerjasama antara JPEN dengan PGN untuk menyuplai kebutuhan gas ke seluruh kawasan industri yang ada di wilayah Jawa Tengah.
"Ini merupakan pekerjaan rumah yang sangat lama dan mesti kita kerjakan sekaligus menjadi jawaban atas kesulitan gas yang masih terjadi di Jawa Tengah," tambahnya.
Menurut Gubernur, jika dulu banyak orang kesulitan bagaimana untuk bisa mendapatkan gas, maka melalui kerjasama ini persoalan tersebut bakal segera teratasi.
Suplai gas ke kawasan industri seluruh Jawa Tengah dapat dipastikan akan aman dan tidak akan terhambat lagi.
Sehingga akan bisa dijadikan sebagai dukungan nyata bagi kebutuhan gas industri.
Dengan begitu industri di Jawa Tengah bisa tumbuh, dengan keandalan suplai gas yang lebih terjamin. Maka gubernur sangat mengapresiasi terobosan tersebut agar persoalan kebutuhan gas tidak menanti program besar yang sampai sekarang belum terealisasi.
"Yang besar biar masih tetap berjalan, tapi yang jangka pendek ini juga harus kita kerjakan, agar kebutuhan industri juga bisa segera tertangani ," tegasnya.
Bahkan, masih jelas gubernur, tidak hanya suplai gas, ada tawaran juga kerjasama lain yang menarik dari proses ini. Karena PGN berencana menyalurkan gas menggunakan kereta api dari Jawa Timur ke Jawa Tengah menggunakan kereta api.
Gas yang akan dikirim masih berbentuk liquified natural gas (LNG) padat dan nantinya bakal diolah di stasiun- stasiun yang ada di seluruh Jawa Tengah menjadi gas, sebelum akhirnya disalurkan ke kawasan industri.
Proses pengolahan itu bisa menghasilkan cold storage dan itu juga akan menjadi peluang bisnis, karena hasilnya bisa dijual dan energinya pun gratis.
"Tapi yang ingin kita sampaikan pada kawan- kawan pengusaha --intinya-- kita siap dan mau membantu soal energi, khususnya gas dan nantinya bisa dideliver, suplainya baik guna mendukung industri," tandasnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT PGN, Haryo Yunianto mengatakan, sumber pasokan gas Jawa Tengah berada di Jawa Timur. Nantinya, gas akan dikirim dalam bentuk LNG menggunakan kereta api.
Menurutnya ada dua hal yang disasar PGN dalam kerjasama dengan JPEN tersebut. Pertama untuk penetrasi kawasan industri di seluruh wilayah Jawa Tengah.
Yang kedua, PGN memang memiliki program jaringan gas untuk kebutuhan rumah tangga. "Jadi, nanti kami juga akan membangun jaringan gas ke seluruh rumah tangga di Jawa Tengah," jelasnya.
Caranya, gas bakal disalurkan langsung melaluo jaringan pipa gas yang sudah terpasang. Namun jika belum ada pipa, maka gas akan dikirim melalui kereta api.
Apalagi stasiun kereta api pasti berlokasi di tengah kota, sehingga dari stasiun nanti juga bakal dibangun jaringan pipa untuk memasok gas ke rumah tangga, di setiap kabupaten/ kota. "Harapan kami, program ini juga sudah bisa terlaksana pada Januari 2022 nanti," jelasnya.
Haryo pun membenarkan bahwa ada peluang bisnis baru dari program kerjasama dengan JPEN itu. Sebab pada saat proses perubahan LNG menjadi gas, ada suhu dingin yang dikeluarkan.
Suhu dingin itu bisa juga dimanfaatkan sebagai cold storage untuk perikanan, industri dan lainnya. "Itu energinya gratis dari proses perubahan LNG menjadi gas, jadi bisa dioptimalkan ," ungkapnya.