Sabtu 04 Dec 2021 13:03 WIB

Indonesia Penderita Diabetes Terbanyak Kelima Dunia

Jumlah orang dengan diabetes di Indonesia mencapai 19,5 juta.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Andi Nur Aminah
Petugas Novo Nordisk Indonesia mengecek kadar gula dalam darah warga dalam layanan gratis memperingati Hari Diabetes Sedunia di Stasiun KA Tanah Abang, Jakarta.
Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/foc.
Petugas Novo Nordisk Indonesia mengecek kadar gula dalam darah warga dalam layanan gratis memperingati Hari Diabetes Sedunia di Stasiun KA Tanah Abang, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Diabetes merupakan penyakit kronis yang dapat menyebabkan berbagai komplikasi. Secara global, diperkirakan terdapat 537 juta orang yang menderita diabetes. Dengan jumlah tersebut, kurang lebih satu dari 10 orang di seluruh dunia hidup dengan diabetes.

Angka ini diproyeksikan akan meningkat menjadi 643 juta pada 2030 dan 784 juta pada 2045 apabila tidak dilakukan tindakan intervensi. Ketua Pengurus Besar Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PB PERKENI), Ketut Suastika mengatakan, jumlah penderita diabetes di Indonesia terus meningkat dari 10,7 juta pada 2019, menjadi 19,5 juta pada 2021.

Baca Juga

"Tahun ini, Indonesia menduduki peringkat kelima dengan jumlah penderita diabetes terbanyak di dunia, naik dari peringkat ketujuh di tahun 2019," kata dia dalam keterangan, Sabtu (4/12).

Jumlah orang dengan diabetes di Indonesia mencapai 19,5 juta. Namun, hanya 2 juta yang telah terdiagnosis dan mendapatkan pengobatan. "Pencegahan diabetes dan komplikasinya, serta diagnosis dan pemantauan kadar glukosa darah secara mandiri merupakan komponen yang sangat penting dalam sistem kesehatan," ujarnya.

Namun, masih banyak permasalahan seperti kurangnya kesadaran dan pemahaman masyarakat, adanya stigma penyakit kronis, dan misinformasi mengenai diabetes. Rendahnya tingkat kesadaran masyarakat terhadap diabetes masih menjadi tantangan utama yang menyebabkan semakin tingginya jumlah orang diabetes yang tidak terdiagnosis.

"Dan ini dapat mengakibatkan kadar glukosa darah tidak terkontrol dan akibatnya mengakibatkan berbagai komplikasi,” tambah Suastika.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement