Sabtu 04 Dec 2021 18:47 WIB

Semeru Meletus dan Mitos Jawa Datangnya Goro-Goro?

Gunung Semeru meletus menyebabkan ratusan warga Lumajang mengungsi

Red: Muhammad Subarkah
Aliran guguran lava pijar Gunung Semeru dengan jarak luncur kurang lebih 500 meter sampai 800 meter, Sabtu (4/12)
Foto: istimewa/viral watsapp
Aliran guguran lava pijar Gunung Semeru dengan jarak luncur kurang lebih 500 meter sampai 800 meter, Sabtu (4/12)

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Muhammad Subarkah, Jurnalis Republika

Melalui catatan sejarah gunung berapi, meletusnya Semeru (Mahameru) yang berada di Jawa Timur tercatat mulai 1818. Persisnya, letusan itu terjadi pada 8 November. Dari catatan yang ada setidaknya sampai hari ini, saat Semeru hari ini meletus lagi, setidaknya sudah meletus sebanyak 87 kali. Gunung api ini jelas termasuk gunung berapi sangat aktif. Keaktifannya hanya kalah dari salah satu gunung teraktif di dunia yang berada di dekat Yogyakarta: Gunung Merapi.

Dari namanya, Mahameru memang termasuk gunung salah satu yang mempunyai puncak tinggi di Indonesia. Ketinggian gunung ini yang mencapai 3.676 mdpl menempati posisi keempat sebagai gunung tertinggi di Indonesia, yakni setelah Gunung Puncak Jaya di Papua, Kerinci di Provinsi Jambi, dan Rinjani di Nusa Tenggara Barat.

Saking tingginya, sejak lama gunung ini menuai kekaguman. Dalam bahasa Jawa Kuno pun, makna Mahameru sudah dahsyat. Kata 'Maha' itu berarti 'sangat', 'Meru' sendiri berarti puncak atau kerucut. Jadi, gunung yang punya puncak 'sangat tinggi'.

Dari sisi mitologi, orang Jawa dahulu kerap memadankan dengan gunung Himalaya di India. Puncaknya juga ada yang menyebut sebagai tempat moksa para satria Pandawa Lima (Yudistira, Bima, Arjuna, Nakula, dan Sadewa). Nilai suci gunung ini terlihat sampai sekarang dengan banyak peninggalan tempat keagamaan Hindu beserta sisa padepokannya.

Bahkan disebut juga di sanalah tempat tinggal Empu Barada, sosok orang suci dalam kepercayaan Hindu yang membagi wilayah kerajaan Prabu Airlangga menjadi dua: Janggala dan Kediri. Konon Empu Barada membagi kerajaan itu dengan cara terbang sembari mengucurkan kendi yang berisi air. Air itu kemudian berubah jadi Sungai Brantas yang membelah wilayahnya.

Ketakjuban kepada Gunung Semeru atau Mahameru lestari hingga zaman sekarang. Berbagai lukisan dari para pelukis terkenal mengabadikannya. Berbagai lagu dari lagu memakai bahasa Jawa, keroncong, dan pop memuji keanggunanya. Penyanyi jalanan klasik kelahiran Jombang, Gombloh, melalui grup Lemon Trees mengisahkan keelokan berbagai danau yang ada di pinggang Gunung Semeru, misalnya, lagu Ranu Pane. Ahmad Dhani dari grup band Dewa menuliskan lagu berjudul 'Mahameru'. Lagu ini dinyanyikan penyanyi yang kadang suaranya dimirip-miripkan agar serak seperti penyanyi top Inggris Rod Stewart dan Bryan Adams: Ari Lasso.

Terkait meletusnya Gunung Semeru ini ada kenangan pribadi melalui kisah yang diceritakan eyang kami. Katanya, pada peristiwa meletusnya gunung itu di tahun 1955, rumah kami yang berada di sebuah kampung kami di pesisir selatan Jawa Tengah mendadak gelap gulita. Padahal waktu itu suasana menjelang tengah hari. Saking gelapnya binatang piaraan menjadi ribut. Ayam jantan riuh berkokok.

Adik bungsu eyang buyut kami yang baru pulang dari Pesantren Termas di Pacitan ikut bingung. Dia malahan panik dan kemudian lari ke dalam rumah mencari Alquran. Katanya, kalau tulisan Alquran tiba-tiba terhapus maka itu pertanda bila .....

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement