REPUBLIKA.CO.ID, LUMAJANG -- Arus lalu lintas antara Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang terputus, Sabtu (4/12). Jembatan Gladak Perak sebagai penghubung kedua kabupaten tersebut dilaporkan telah diterjang banjir lahar dingin akibat erupsi Gunung Semeru.
Kabid Pencegahan, Kesiapsiagaan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang, Wawan Hadi membenarkan informasi jembatan putus di Kabupaten Lumajang. "Benar jembatan Gladak putus kena lahar," kata Wawan saat dikonfirmasi wartawan, Sabtu (4/12).
Terpisah, Camat Pronojiwo, Abdillah Irsyad mengaku, belum menerima laporan korban akibat terputusnya jembatan. Namun dia memastikan tim gabungan dari kecamatan, Polri, TNI dan relawan kebencanaan sudah berjaga di lokasi kejadian.
Erupsi Gunung Semeru tidak hanya menyebabkan akses jalan putus di antara kedua kabupaten. Sarana komunikasi dan listrik di sekitar kawasan Gunung Semeru juga ikut terdampak. Terbukti, saat ini kondisi di lokasi kejadian gelap gulita dan komunikasinya terputus.
Akibat kondisi ini, arus lalu lintas dari wilayah Kabupaten Malang menuju Kabupaten Lumajang harus dialihkan. Kasatlantas, Polres Malang, AKP Agung Fitransyah mengungkapkan, kendaraan yang masuk dari Kabupaten Malang ke Kabupaten Lumajang harus putar balik di depan Polsek Ampelgading. Langkah ini terpaksa dilakukan karena tidak ada jalur alternatif lainnya. "Hanya satu jalur saja," katanya.
Sebelumnya, Plt Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan, Gunung Semeru mengalami peningkatan aktivitas vulkanik yang ditunjukkan dengan terjadinya guguran awan panas. Guguran ini dilaporkan mengarah ke Besuk Kobokan, Desa Supit Urang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Sabtu (4/12) pukul 15.20 WIB.
Menurut Muhari, Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Gunung Semeru di Pos Gunung Sawur, Dusun Poncosumo, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro telah melaporkan adanya getaran banjir lahar atau guguran awan panas tercatat mulai pukul 14.47 WIB dengan amplitudo maksimal 20 milimeter. Pada pukul 15.10 WIB, PPGA Pos Gunung Sawur melaporkan visual abu vulkanik dari guguran awan panas sangat jelas. Hal tersebut teramati mengarah ke Besuk Kobokan dan beraroma belerang.
"Selain itu, laporan visual dari beberapa titik lokasi juga mengalami kegelapan akibat kabut dari abu vulkanik," jelasnya.
Berdasarkan laporan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), guguran lava pijar teramati dengan jarak luncur kurang lebih 500 hingga 800 meter. Pusat gugurannya berada kurang lebih 500 meter di bawah kawah.