REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Sebanyak tiga menara Base Transceiver Station (BTS) milik perusahaan telekomunikasi PT XL Axiata (Tbk) terdampak letusan Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur pada Sabtu (4/12). Corporate Communication XL Axiata East Region, Ibnu Syahban dikonfirmasi, Sabtu malam mengatakan tiga BTS yang terdampak itu terletak di wilayah paling dekat dengan lokasi bencana, yakni di Kecamatan Pronojiwo.
"Hanya tiga BTS yang terdampak di wilayah Kabupaten Lumajang dan yang paling dekat dengan area bencana, karena tidak mendapatkan pasokan listrik dan akses jalan yang terbatas," kata Ibnu menjelaskan.
Ia mengatakan XL Axiata telah menerjunkan tim ke lapangan untuk mengusahakan agar operasional BTS tetap terjaga dengan menggunakan genset. "Kami mohon maaf atas ketidaknyaman yang terjadi. Dan kami turut prihatin atas kejadian letusan Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang," katanya.
Sementara itu, Manager Corporate Communications Telkomsel Jawa Bali, Erwien Kusumawan mengatakan, ada 10 site yang terdampak di wilayah sekitar Semeru karena letusan tersebut. Meski demikian, dia memastikan bahwa komunikasi telepon, layanan pesan singkat serta layanan data masih tetap berjalan lancar, karena di cover site tambahan di sekitar Gunung Semeru.
"Telkomsel juga akan terus memantau kondisi korban Semeru untuk memastikan bantuan CSR yang akan kami berikan kepada masyarakat terdampak," katanya.
Erwien juga menyatakan turut berduka atas korban letusan Gunung Semeru. "Semoga semua korban dan keluarga korban diberi ketabahan dalam menghadapi ujian ini," ujarnya.
Sebelumnya, Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl) meletus disertai semburan awan panas guguran dan hujan abu vulkanik cukup tebal di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Koordinator Kelompok Mitigasi Gunung Api Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kristianto mengatakan letusan Semeru berupa awan panas guguran diawali dengan luncuran lahar pada pukul 13.30 WIB.
"Pada saat kejadian awal visual, Gunung Semeru tertutup kabut dan awan panas guguran mengarah ke Besuk Kobokan. Hingga kini kejadian itu masih berlangsung," katanya.