REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan RI melaporkan jumlah korban luka bakar akibat erupsi Gunung Semeru di Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, berjumlah 45 orang hingga Sabtu malam.
"Sementara ini luka bakar 45 orang, yang berat dan dirujuk ke RSUD dan RS Bhayangkara 17 orang," kata Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin melalui pesan singkat di Grup Menkes-Pemred yang diterima di Jakarta.
Menkes mengatakan mayoritas korban luka bakar diperkirakan tertimbun material erupsi Semeru yang melanda empat wilayah RT di satu RW. Ia juga memperkirakan banyak pekerja tambang pasir terperangkap. "Kondisi gelap, tidak bisa melarikan diri. Situasi belum aman," katanya.
Budi juga menerima laporan rata-rata korban menderita luka bakar grade 2A-B, yakni luka bakar hingga lapisan kulit yang lebih dalam. Luka bakar di atas 50 persen dialami enam orang, korban yang dirawat di unit perawatan intensif (ICU) sebanyak empat orang.
"Korban yang dirujuk ke RSUD Dr Haryoto satu orang karena butuh infus vena sentral," katanya.
Dinas Kesehatan Lumajang saat ini membutuhkan pasokan obat-obatan untuk luka bakar sebab pasien dilaporkan telah menumpuk di Puskesmas. Selain itu, tenaga kesehatan juga memerlukan tambahan perlengkapan perawatan korban seperti polybag ramah lingkungan 1.000 lembar, polybag limbah medis 1.000 lembar, safety box 100 buah, disinfektan air (kaporit padat) 30-40 kg, dan repelant lalat satu karton.
BPBD setempat telah menentukan tiga lokasi pengungsian sementara masyarakat terdampak abu vulkanik Semeru, di antaranya berlokasi di Pertigaan Jalan Pronojiwo, desa Supiturang, Balai Sesa Sumber Wuluh Candipuro, dan Balai desa Kamarkajang Candipuro. Kebutuhan darurat sementara bagi pengungsi di antaranya masker, makanan dan minuman siap saji yang tidak cepat basi, jas hujan, terpal dan selimut.