REPUBLIKA.CO.ID, Varian baru Covid-19 yang pertama teridentifikasi di Botswana, negara di Afrika bagian selatan, diberi nama Omicron. WHO memilih Omicron sebagai tradisi penggunaan alfabet Yunani untuk menamai varian virus corona.
Setelah varian Alfa, Beta hingga Delta, nama berikutnya untuk varian baru seharusnya Nu atau Xi. WHO namun melewati penggunaan dua alfabet Yunani tersebut.
Dalam sebuah pernyataan yang diberikan kepada AP, WHO mengatakan melewatkan Nu untuk kejelasan dan Xi untuk menghindari menyebabkan pelanggaran secara umum. "Nu terlalu mudah dikaitkan dengan 'baru', dan Xi tidak digunakan karena itu adalah nama belakang yang umum," kata WHO.
WHO menambahkan bahwa praktik terbaik penamaan penyakit menyarankan untuk menghindari menyebabkan pelanggaran terhadap siapa pun. Kondisi itu berlaku untuk kelompok budaya, sosial, nasional, regional, profesional atau etnis.
WHO menggunakan alfabet Yunani ketika memberi label varian virus SARS-CoV-2 sejak Mei 2021. Sistem tersebut memungkinkan varian dirujuk dengan cara yang lebih sederhana daripada dengan nama ilmiah. Selain itu membantu mencegah orang merujuk ke varian berdasarkan lokasi di mana mereka terdeteksi dan menciptakan stigma.
WHO sudah menggunakan 12 alfabet untuk menamakan varian Covid-19. Alfa, Beta, Gamma, dan Delta adalah varian yang menjadi perhatian seperti Omicron. Lambda dan mu diberi sebutan varian diperhatikan yang kurang serius. Enam alfabet lainnya ditugaskan untuk varian diperhatikan sebelumnya.