REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin dijadwalkan membicarakan tentang ketegangan situasi di Ukraina, dalam sebuah panggilan video pada Selasa (7/12) mendatang. Amerika Serikat menilai, peningkatan jumlah pasukan Rusia di perbatasan Ukrania merupakan pertanda invasi dalam waktu dekat.
Juru bicara Gedung Putih Jen Psaki mengatakan, dalam pertemuan dengan Putin, Biden akan menekankan kekhawatiran AS tentang kegiatan militer Rusia di perbatasan. Hal ini menegaskan kembali dukungan AS untuk kedaulatan dan integritas teritorial Ukraina.
“Harapan saya adalah kita akan melakukan diskusi panjang dengan Putin," ujar Biden.
Pejabat intelijen AS mengatakan, Rusia mengerahkan sekitar 70 ribu tentara di dekat perbatasannya dengan Ukraina. Pejabat AS yang berbicara dengan syarat anonim itu mengatakan, Rusia merencanakan kemungkinan invasi ke Ukraina pada awal tahun depan.
Sementara itu, pejabat AS dan mantan diplomat Amerika mengatakan, militer Ukraina telah memiliki persenjataan dan persiapan yang lebih baik daripada di masa lalu. Selain itu, ancaman sanksi oleh Barat akan menimbulkan kerusakan serius pada ekonomi Rusia.
Sebelumnya, Biden dan para penasihatnya mempersiapkan serangkaian inisiatif komprehensif yang bertujuan menghalangi Putin melakukan invasi. Dia tidak memberikan perincian lebih lanjut, tetapi pemerintah AS telah membahas kemitraan dengan sekutu Eropa untuk menjatuhkan lebih banyak sanksi terhadap Rusia.
“Apa yang saya lakukan adalah menyusun apa yang saya yakini akan menjadi serangkaian inisiatif paling komprehensif dan bermakna untuk membuatnya sangat sulit bagi Tuan Putin untuk terus maju (melakukan invasi), dan melakukan apa yang dikhawatirkan," ujar Biden.