REPUBLIKA.CO.ID,LUMAJANG -- Sebanyak 13 orang dilaporkan meninggal dunia akibat erupsi Gunung Semeru. Dari jumlah tersebut, lima korban belum teridentifikasi sehingga masih berada di kamar mayat RSDH Lumajang.
"Dan delapan jenazah sudah dimakamkan," kata Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Lumajang Joko Sambang kepada Republika, Ahad (5/12).
Menurut Joko, warga yang meninggal dunia akibat erupsi tersebar di Kecamatan Pronojiwo dan Kecamatan Candipuro. Berdasarkan catatan BPBD Kabupaten Lumajang, 10 orang meninggal dunia di Kecamatan Pronojiwo. Sementara itu, ada tiga orang meninggal dunia di Kecamatan Candipuro.
Selanjutnya, Joko mencatat, terdapat 12 orang dari Kecamatan Pronojiwo yang mengalami luka. Kemudian 57 orang mengalami hal serupa di Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang. Seluruh korban luka sudah ditangani dan dirawat, baik di puskesmas maupun RS terdekat.
Untuk bisa menangani proses ini, ratusan orang telah diturunkan dari berbagai instansi. Perinciannya, yakni 390 orang dari TNI AD, 100 orang dari Polri, dan 60 orang dari BPBD. Kemudian 60 orang dari Satpol PP, 40 orang dari Dishub, 100 orang dari Dinas Kesehatan, dan 50 orang dari Dinas Sosial. Selanjutnya, 10 orang dari RS Bhayangkara, 15 orang dari PMI, 10 orang dari Basarnas, dan 150 orang dari relawan berbagai organisasi.
Sebelumnya, Plt Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan, Gunung Semeru mengalami peningkatan aktivitas vulkanik yang ditunjukkan dengan terjadinya guguran awan panas. Guguran ini dilaporkan mengarah ke Besuk Kobokan, Desa Supit Urang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Sabtu (4/12) pukul 15.20 WIB.
Menurut Muhari, Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Gunung Semeru di Pos Gunung Sawur, Dusun Poncosumo, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro telah melaporkan adanya getaran banjir lahar atau guguran awan panas tercatat mulai pukul 14.47 WIB dengan amplitudo maksimal 20 milimeter. Pada pukul 15.10 WIB, PPGA Pos Gunung Sawur melaporkan visual abu vulkanik dari guguran awan panas sangat jelas. Hal tersebut teramati mengarah ke Besuk Kobokan dan beraroma belerang.
"Selain itu, laporan visual dari beberapa titik lokasi juga mengalami kegelapan akibat kabut dari abu vulkanik," katanya.
Berdasarkan laporan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), guguran lava pijar teramati dengan jarak luncur kurang lebih 500 hingga 800 meter. Pusat gugurannya berada kurang lebih 500 meter di bawah kawah.