REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan, sampai saat ini abu vulkanik akibat erupsi Gunung Semeru belum mengganggu layanan transportasi udara.
Menurut Kepala Pusat Meteorologi Penerbangan BMKG Edison Kurniawan dalam konferensi pers di Jakarta, Ahad (5/12) malam, hasil pengamatan termasuk data di stasiun meteorologi di Banyuwangi di Jawa Timur saat ini tidak ditemukan potensi abu vulkanik Gunung Semeru mengganggu penerbangan.
"Kami melihat, tidak ada potensi atau sebaran dari abu vulkanik akibat dari erupsi Gunung Semeru yang mengganggu penerbangan hingga saat ini. Jadi artinya untuk penerbangan hingga hari ini masih dikatakan normal," kata Edison dalam konferensi pers yang diadakan BNPB.
Dia menjelaskan, selain pengujian di stasiun meteorologi di Banyuwangi, pengujian dengan metode paper test di beberapa bandara juga menemukan bahwa hampir sebagian besar nihil partikel sehingga disimpulkan tidak ada pengaruh signifikan dari abu vulkanik Semeru. Namun, Edison memastikan BMKG akan terus memantau aktivitas erupsi dari Gunung Semeru.
Pada kesempatan itu, Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG Fachri Radjab mengatakan dalam tiga hari ke depan terdapat potensi hujan di sekitar kawasan Gunung Semeru. "Kita perkirakan masih ada potensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang. Bahkan di siang hari ada potensi lebat sampai dengan tiga hari ke depan," kata Fachri.
Potensi hujan itu juga dapat terjadi di wilayah lereng dan puncak Gunung Semeru. Adanya potensi hujan itu, juga dapat memicu lahar dingin mengaliri lereng menuju ke arah hilir. Fachri mengharapkan, hal itu menjadi kewaspadaan terutama untuk tim tanggap darurat di sekitar lokasi terdampak erupsi untuk melakukan evakuasi.