Senin 06 Dec 2021 07:32 WIB

Baznas Ungkap 20 Ribu Fakir Miskin Terdampak Erupsi Semeru

Diprediksi, setelah adanya bencana ini, jumlah fakir miskin akan semakin bertambah.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Gita Amanda
Dua pejalan kaki melintas jalur Malang-Lumajang yang terhalang pohon roboh di Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur, Ahad (5/12/2021). Derasnya guyuran hujan abu vulkanik akibat erupsi gunung Semeru membuat pohon di sepanjang jalur tersebut roboh dan menghalangi jalan.
Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto
Dua pejalan kaki melintas jalur Malang-Lumajang yang terhalang pohon roboh di Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur, Ahad (5/12/2021). Derasnya guyuran hujan abu vulkanik akibat erupsi gunung Semeru membuat pohon di sepanjang jalur tersebut roboh dan menghalangi jalan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pusat Kajian (Puskas) Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) mengungkapkan, jumlah fakir miskin yang terdampak erupsi Gunung Semeru di delapan Desa, Kabupaten Lumajang mencapai lebih dari 20.953 orang.

"Data ini kami dapatkan sebelum terjadi erupsi Gunung Semeru. Diprediksi, setelah adanya bencana ini, jumlah fakir miskin akan semakin bertambah. Ini menjadi tugas lembaga zakat dalam melayani mereka," kata Ketua Baznas RI Prof Dr KH Noor Achmad MA, dalam keterangan tertulisnya kepada Republika.

Baca Juga

Angka tersebut didapatkan dari Basis Data Terpadu Baznas RI (BDTMB) sebelum terjadi bencana. Adapun angka kemiskinan tersebut diperkirakan akan bertambah pasca erupsi Gunung Semeru yang terjadi pada Sabtu (4/12).

Prof Noor menyampaikan, 20.953 fakir miskin ini tersebar di delapan desa terdampak erupsi Gunung Semeru diantaranya Desa Sumber Wulu, Sumber Mujur, Penanggal, Candipuro, Sumber Rejo, Kecamatan Candipuro. "Sedangkan pada Kecamatan Pronojiwo ada tiga yaitu Desa Supiturang, Sumber Urip dan Oro Oro Ombo," ucapnya.

Dalam hal ini, Prof Noor mengatakan, Baznas akan terus melakukan upaya terbaik dalam membantu mereka yang terdampak erupsi. Baznas juga telah menurunkan tim dari Baznas tanggap Bencana (BTB) dan Rumah Sehat Baznas (RSB).

Sementara itu, Direktur Puskas Baznas Muhammad Hasbi Zaenal PhD menyampaikan pentingnya pemulihan pascabencana, dan ini memerlukan dukungan dari berbagai pihak. "Warga yang terdampak tersebut banyak rumahnya yang rusak, kendaraan hilang, fasilitas umum tidak berfungsi, dan para UMKM juga terkena dampaknya," ujarnya.

Hasbi memperkirakan kerugian mencapai ratusan milyar, karena banyaknya sarana dan prasarana yang mengalami kerusakan. Seperti Gedung Umum (GU), Jembatan (JBT), Jaringan Listrik (JLIS), Mata Air Bersih (MAB), Mandi Cuci Kakus (MCK), Perdagangan Umum (PU), Jalan Lingkungan (JL), Lapangan (LAP) dan Talud Permanen (TLP).

"Dengan menggunakan metode Damage and Loss Assessment (DaLA), kami menghitung kerugian mustahik akibat bencana erupsi ini total mencapai Rp 310 miliar," ungkap Hasbi.

Hasbi menyampaikan, selain membutuhkan bantuan makanan dan kesehatan, warga yang terdampak saat ini juga membutuhkan hunian sementara (huntara) dan bantuan sanitasi air bersih. "Hal ini tentu memerlukan dukungan dari lembaga-lembaga zakat untuk membantu pemulihan pasca erupsi Gunung Semeru," kata dia.

Sebelumnya, Baznas juga telah menurunkan 14 personel yang terdiri dari BTB, dokter, perawat, farmasis dan relawan untuk membangun pos kesehatan dan pengobatan mobile bagi warga korban erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Ahad (5/12).

Baznas akan terus mendampingi para korban terdampak erupsi, dalam proses evakuasi hingga pemulihan bencana. Hingga kini Baznas terus berkoordinasi dengan BNPB, BPBD setempat, dan seluruh stakeholder terkait untuk memberikan pelayanan maksimal kepada para korban.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement