REPUBLIKA.CO.ID, BOGOTA -- Mantan komandan tinggi pemberontak Kolombia yang mempersenjatai di kembali usai kesepakatan damai 2016 tewas dalam sebuah penyergapan di Venezuela. Media-media Kolombia melaporkan Hernan Dario Velasquez yang dikenal El Paisa merupakan anggota kelompok gerilya Revolutionary Armed Forces of Colombia (FARC).
Media Kolombia termasuk surat kabar El Tiempo melaporkan Velasquez tewas dalam penyerangan yang dilakukan tentara bayaran. Terdapat hadiah uang bagi siapa pun yang berhasil menangkapnya.
Mengutip pejabat tinggi yang tidak disebutkan namanya, harian El Tiempo melaporkan militer Kolombia tidak terlibat dalam operasi tersebut. Penyerangan terjadi di Negara Bagian Apure.
Juru bicara Presiden Kolombia Ivan Duque mengatakan kantornya sedang mencari informasi mengenai kematian Velasquez. Sementara Komandan Angkatan Bersenjata dan kepala kepolisian nasional mengatakan tidak memiliki informasi mengenai hal itu.
Pemerintah Duque menuduh pemerintah Presiden Venezuela Nicolas Maduro menampung dan melindungi pemberontak FARC. Namun Caracas berulang kali membantah tuduhan tersebut.
Pada awal tahun ini Menteri Pertahanan Kolombia Diego Molano mengatakan masifnya perpindahan orang Venezuela ke Kolombia didorong perebutan kekuasaan dalam penyelundupan narkoba antara militer Venezuela dan kelompok bersenjata ilegal. Tahun ini Interpol kembali mengeluarkan red notice untuk Velasquez.
Red notice merupakan sejenis surat penangkapan internasional untuk menangkap dan mengekstradisi tersangka kejahatan di negara-negara anggota Interpol. Venezuela anggota Interpol.
Pekan lalu pada media Komandan Segunda Marquetalia, Ivan Marquez mengatakan pemerintah Kolombia harus menggelar perundingan dengan semua kelompok bersenjata. Untuk meraih 'perdamaian utuh' di negara itu.
Pemerintah Kolombia mencatat kelompok pemberontak memiliki 2.400 perwira tinggi. Mereka berperang melawan kelompok penjahat dan satu sama lain untuk akses ke pertambangan ilegal dan produksi kokain.