Senin 06 Dec 2021 09:58 WIB

Presiden Gambia Barrow Memenangkan Periode Kedua

Presiden Barrow mendapatkan 53 persen suara.

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden terpilih Gambia, Adama Barrow.
Foto: AP Photo/Jerome Delay
Presiden terpilih Gambia, Adama Barrow.

REPUBLIKA.CO.ID, BANJUL -- Komisi pemilihan umum Gambia mengumumkan Presiden Adama Barrow menang telak dalam pemilihan yang membuatnya dapat menjalani periode kedua. Ia mungkin akan menghadapi gugatan hukum dari kandidat-kandidat oposisi yang menolak hasil pemilu dengan alasan kecurangan.

Pemilu ini pertama kali digelar tanpa mantan Presiden Yahya Jammeh setelah 27 tahun terakhir. Ia diasingkan ke Guinea Khatulistiwa setelah menolak kekalahannya dari Barrow pada 2016 lalu.

Baca Juga

Kediktatoran Jammeh selama 22 tahun di negara Afrika Barat dimulai dari kudeta 1994. Pemerintahannya diwarnai pembunuhan dan penyiksaan lawan politik.

Pemilu damai Sabtu (4/12) lalu dinilai sebagai kemenangan bagi demokrasi dan membantu negara yang berpopulasi 2,5 juta orang itu keluar dari bayang-bayang masa sulit selama pemerintahan Jammeh.

Setelah ditakut-takuit polisi rahasia Jammeh, masyarakat turun ke jalan pada Ahad (5/12) untuk merayakan demokrasi. Mereka berkeliling dengan mobil dan membunyikan klakson. Ratusan orang berkumpul di taman yang berseberangan dengan istana negara untuk mendengar pidato Barrow.

"Demokrasi sudah berada dalam jalurnya, saya telah menjadi orang beruntung yang dipilih kalian, saya akan menggunakan sumber daya untuk membuat Gambia menjadi tempat lebih baik bagi semua orang," katanya.

Masa jabatan Barrow yang pertama menghasilkan perubahan yang disambut baik. Berbeda dari pemerintahan brutal Jammeh. Tapi kemajuannya terhambat pandemi virus Corona, pasalnya perekonomian Gambia banyak mengandalkan pariwisata selain ekspor kacang dan ikan.

Menjelang pemilihan, Jammeh mencoba membujuk pendukungnya untuk memilih koalisi oposisi. Melalui pidato yang disiarkan di kampanye-kampanye oposisi.

Tapi ia gagal menghalangi pendukung Barrow. Presiden itu mendapatkan 53 persen suara, jauh dari oposisinya politisi veteran Ousainou Darboe yang hanya memenangkan 28 persen suara. Semua perwakilan dari partai oposisi menandatangani lembar penghitungan suara yang dibacakan komisi pemilihan umum pada Ahad lalu.

Namun kemudian Darboe dan dua kandidat lainnya, Mama Kandeh dan Essa Mbye Faal mengatakan mereka tidak menerima hasil pemilihan.  "Kami prihatin pada penundaan berlebihan dalam pengumuman hasil, sejumlah masalah juga telah diangkat agen-agen dan perwakilan partai kami di pemungutan suara," kata mereka dalam pernyataannya.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement