Senin 06 Dec 2021 10:32 WIB

Presiden Uganda: China Lihat Peluang, Barat tidak

Presiden Uganda membantah memberi jaminan bandara untuk dapat utang China.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Uganda Yoweri Museveni
Presiden Uganda Yoweri Museveni

REPUBLIKA.CO.ID, KAMPALA -- Investasi swasta China di Uganda tumbuh pesat. Sementara negara Barat enggan untuk berinvestasi di Uganda.

Presiden Uganda Yoweri Museveni akan menandatangani sejumlah kesepakatan dengan pemberi pinjaman sektor swasta China di sejumlah sektor, seperti pengolahan pertanian dan pupuk, pengolahan mineral, serta tekstil.

Baca Juga

Museveni mengatakan, perusahaan Barat tidak melihat peluang besar untuk berinvestasi di Uganda. “Perusahaan-perusahaan Barat telah kehilangan kacamata mereka. Mereka tidak melihat peluang. Tetapi orang China melihat peluang, mereka datang untuk  mengetuk," kata Museveni.

Entitas dan perusahaan swasta China telah lama menjadi kekuatan pendorong investasi di Afrika. Cina berinvestasi senilai ratusan miliar dolar di Afrika sebagai bagian dari Belt and Road Initiative (BRI) yang diinisiasi Presiden Xi Jinping.

Menurut Otoritas Investasi Uganda, China menempati peringkat ketiga di Afrika dalam hal investasi asing langsung (FDI)  dalam beberapa tahun terakhir. Sebuah penyelidikan parlemen pada bulan Oktober menyatakan bahwa, China telah memberlakukan persyaratan cukup berat ke Uganda.

Salah satunya, menjadikan bandara internasional satu-satunya di Uganda sebagai jaminan utang. Museveni dengan tegas membantah menggunakan bandara sebagai jaminan.  “Saya tidak ingat menggadaikan bandara untuk apa pun,” kata Museveni, sembari menambahkan bahwa Uganda akan membayar utangnya ke China.

Pemerintahan Museveni, telah mendapatkan jalur kredit besar dari China selama dekade terakhir. Dana ini digunakan untuk membiayai program pembangunan infrastruktur dan menopang dukungan politik.

 

Advertisement
Berita Terkait
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاَتِمُّوا الْحَجَّ وَالْعُمْرَةَ لِلّٰهِ ۗ فَاِنْ اُحْصِرْتُمْ فَمَا اسْتَيْسَرَ مِنَ الْهَدْيِۚ وَلَا تَحْلِقُوْا رُءُوْسَكُمْ حَتّٰى يَبْلُغَ الْهَدْيُ مَحِلَّهٗ ۗ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَّرِيْضًا اَوْ بِهٖٓ اَذًى مِّنْ رَّأْسِهٖ فَفِدْيَةٌ مِّنْ صِيَامٍ اَوْ صَدَقَةٍ اَوْ نُسُكٍ ۚ فَاِذَآ اَمِنْتُمْ ۗ فَمَنْ تَمَتَّعَ بِالْعُمْرَةِ اِلَى الْحَجِّ فَمَا اسْتَيْسَرَ مِنَ الْهَدْيِۚ فَمَنْ لَّمْ يَجِدْ فَصِيَامُ ثَلٰثَةِ اَيَّامٍ فِى الْحَجِّ وَسَبْعَةٍ اِذَا رَجَعْتُمْ ۗ تِلْكَ عَشَرَةٌ كَامِلَةٌ ۗذٰلِكَ لِمَنْ لَّمْ يَكُنْ اَهْلُهٗ حَاضِرِى الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ ۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِ ࣖ
Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah. Tetapi jika kamu terkepung (oleh musuh), maka (sembelihlah) hadyu yang mudah didapat, dan jangan kamu mencukur kepalamu, sebelum hadyu sampai di tempat penyembelihannya. Jika ada di antara kamu yang sakit atau ada gangguan di kepalanya (lalu dia bercukur), maka dia wajib berfidyah, yaitu berpuasa, bersedekah atau berkurban. Apabila kamu dalam keadaan aman, maka barangsiapa mengerjakan umrah sebelum haji, dia (wajib menyembelih) hadyu yang mudah didapat. Tetapi jika dia tidak mendapatkannya, maka dia (wajib) berpuasa tiga hari dalam (musim) haji dan tujuh (hari) setelah kamu kembali. Itu seluruhnya sepuluh (hari). Demikian itu, bagi orang yang keluarganya tidak ada (tinggal) di sekitar Masjidilharam. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah sangat keras hukuman-Nya.

(QS. Al-Baqarah ayat 196)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement