REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI) untuk merawat nasionalisme. Hal itu diungkapkan saat membuka kegiatan Kongres IV PA GMNI dengan tema "Nasionalisme Menjawab Tantangan Zaman" di Kota Bandung, yang dilaksanakan secara hybrid, Senin (6/12).
"Sebagai rumah besar bagi kaum nasionalisme dan marhaenis, Persatuan Alumni GMNI harus terdepan dalam merawat nasionalisme yang setia kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang selalu memperkuat persatuan dan kesatuan dan memperkokoh kedaulatan bangsa," ujar Jokowi, saat memberikan sambutan secara daring dari Istana Negara.
Saat ini, ia menuturkan, kondisi dunia semakin terbuka dengan interaksi dan disrupsi yang semakin tinggi, sehingga nasionalisme dan kedaulatan bangsa menghadapi tantangan baru. Lebih jauh, ia mengatakan, kedaulatan tidak hanya dimaknai sebagai kemampuan mengusir penjajah, membatasi pihak luar yang masuk ke tanah air atau menutup diri. Namun, ia menyebut kedaulatan adalah kemanfaatan maksimal.
"Kedaulatan adalah kemanfaatan maksimal untuk masyarakat, bangsa, dan negara dalam dunia yang semakin terbuka dengan interaksi antarnegara yang semakin tinggi," ungkapnya.
Jokowi menyoroti gelombang globalisasi yang tidak terhindarkan, mulai dari mobilitas fisik, barang, uang, bahkan gagasan dan pengetahuan yang tinggi melalui digital. Kondisi tersebut menciptakan hyper kompetisi.
"Dunia yang diwarnai oleh kompetisi yang superketat, oleh karena itu salah satu pilar utama menjaga kedaulatan adalah memenangkan kompetisi. Kita harus memenangkan kompetisi di dalam negeri, kompetisi di pasar global, pasar luar negeri, kita harus lebih unggul dari negara lain," katanya.
Ia pun mengajak untuk memperjuangkan kedaulatan dengan cara baru dan melakukan lompatan, serta harus berwatak trendsetter dan bukan sebagai pengikut atau follower. Cara tersebut, yaitu inovasi, ilmu pengetahuan, dan teknologi revolusi industri.
Jokowi menyebut perjuangan yang sedang dilakukan Indonesia saat ini di masa pandemi Covid-19 seperti perjuangan Presiden Sukarno saat mendukung perjuangan negara jajahan untuk memperoleh kemerdekaan. Termasuk keterlibatan dalam G20 untuk memimpin negara terkaya agar membangun dunia lebih baik yang berkeadilan.
"Saya mengharapkan kontribusi Persatuan Alumni GMNI dalam berbagai arena kepemimpinan Indonesia melahirkan pemikiran bagi kemajuan bangsa, melahirkan gagasan menghadapi tantangan global, merumuskan strategi besar dalam membangun negara berkarakter Pancasila," katanya.
Ketua Umum DPP PA GMNI Ahmad Basarah mengatakan, Kongres ke-IV yang bertema Nasionalisme Menjawab Tantangan Zaman ini dilakukan untuk merespons situasi kebangsaan yang dinamis, serta kondisi dunia yang berubah cepat akibat globalisasi dan disrupsi di segala lini.
"Keduanya bersenyawa telah menghadirkan peluang dan tantangan baru bagi setiap bangsa di dunia. Realitas itu menjadi kesadaran alumni GMNI merespons menjadi sebagai kekuatan sosial berbasis kekuatan intelektualitas," katanya.
Ia melanjutkan kongres yang digelar di Kota Bandung, Jawa Barat, hingga Rabu (8/12) nanti memiliki makna yang besar. Sebab ide nasionalisme dan marhaenisme dikembangkan oleh Presiden Sukarno di Jawa Barat.
"Kongres yang bertempat di Bandung, Jawa Barat, ini memiliki makna tersendiri bagi kami karena Jawa Barat lah ide-ide besar tentang nasionalisme dan marhaenisme dikembangkan oleh Bung Karno," ungkapnya.