Senin 06 Dec 2021 12:31 WIB

Jokowi: Kita Harus Berwatak Trendsetter Bukan Follower

Jokowi mengatakan, kedaulatan harus diperjuangkan dengan penguasaan ilmu pengetahuan.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Ratna Puspita
Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Presiden Joko Widodo (Jokowi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak masyarakat Indonesia mampu untuk selalu berinovasi serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek). Sebab, inovasi dan pengusaaan iptek Indonesia menjadi modal dasar untuk bisa memenangi persaingan dan mengejar ketertinggalan dengan negara lain.

"Kita harus berwatak trendsetter bukan watak follower. Kedaulatan harus diperjuangkan dengan inovasi, dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi," ujar Jokowi saat meresmikan Pembukaan Kongres IV Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia secara virtual, Senin (6/12).

Baca Juga

Jokowi mengatakan, di tengah disrupsi digital seperti saat ini, kedaulatan tidak bisa hanya dimaknai sebagai kemampuan mengusir penjajah, memagari pihak lain masuk ke Tanah Air dan menutup diri. Tetapi lebih dari itu, kedaulatan adalah pemanfaatan maksimal untuk semakin terbuka dengan interaksi antar negara yang semakin tinggi.

"Satu pilar utama dalam menjaga kedaulatan adalah memenangkan kompetisi. Kita harus memenangkan kompetisi di dalam negeri, kita harus memenangkan kompetisi di pasar global pasar luar negeri," ujarnya.

Jokowi mengatakan, untuk bisa memenangkan persaingan di era global, Indonesia harus bisa lebih unggul dari negara lain. Namun, untuk bisa mengungguli negara lain, Indonesia tidak bisa menggunakan cara-cara yang sama yang dipakai negara yang sudah maju pada masa yang lalu.

Menurutnya, Indonesia harus mampu menemukan cara-cara baru untuk bisa mendahului negara lain. Cara-cara baru ini hanya bisa ditemukan melalui inovasi dan penguasaan Iptek.

"Kita harus menemukan cara-cara baru, mencari rel rel baru, kita tidak boleh melalui anak tangga yang dulu dilalui negara maju. Kalau itu kita lakukan kita tidak mungkin bisa mendahuluinya, ini pasti," ujar Jokowi.

Karena itu, mantan gubernur DKI Jakarta itu mengatakan, Indonesia tidak bisa hanya melangkah, tetapi melakukan lompatan kemajuan jika ingin mengungguli negara lain. "Kita tidak cukup hanya naik tangga, kita harus melompat. kalau tidak melompat, ya jangan berharap kita bisa mendahului negara-negara lain yang sudah lebih maju dari kita," kata dia. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement