Senin 06 Dec 2021 13:37 WIB

Pupuk Indonesia Revitalisasi Pabrik Tekan Emisi Karbon

Revitalisasi dilakukan dengan perbaikan peralatan dan optimalisasi kemampuan pabrik.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Fuji Pratiwi
Pupuk Indonesia Holding. Pupuk Indonesia akan merevitalisasi pabrik agar lebih efisien dalam penggunaan bahan bakar.
Foto: facebook.com/pg/Pupuk.Indonesia
Pupuk Indonesia Holding. Pupuk Indonesia akan merevitalisasi pabrik agar lebih efisien dalam penggunaan bahan bakar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pupuk Indonesia Grup mengambil peran aktif untuk mendukung target pemerintah dalam menurunkan emisi karbon. Strategi jangka pendek, Pupuk Indonesia akan merevitalisasi pabrik agar lebih efisien dalam penggunaan bahan bakar.

Wakil Direktur Utama PT Pupuk Indonesia Grup Nugroho Christijanto mengatakan, Pupuk Indonesia punya beberapa inisiatif perusahaan dalam mendukung cita-cita pemerintah untuk mengurangi emisi karbon. Pupuk Indonesia, kata Nugroho, mengambil peran salah satunya dengan melakukan revitalisasi pabrik.

Baca Juga

"Upaya kami di Pupuk Indonesia untuk bisa menekan emisi karbon adalah perbaikan peralatan dan mengoptimalkan kemampuan pabrik dengan melakukan beberapa revitalisasi," ujar Nugroho kepada Republika, Ahad (5/12).

Nugroho menjelaskan, nantinya dari pabrik yang lebih efisien maka konsumsi energi yang saat ini terutamanya adalah gas menjadi lebih efisien. Ini bisa berdampak pada penghematan penggunaan bahan baku.

Revitalisasi pabrik salah satunya dilakukan oleh anak usaha Pupuk Indonesia, yaitu PT Pupuk Sriwijaya (Pusri) Palembang. Direktur Utama Pusri Tri Wahyudi Saleh menjelaskan, tahun depan perusahaan akan merevitalisasi dua pabrik untuk dijadikan satu.

Langkah ini dilakukan untuk mengefisiensikan utilitas pabrik. Dengan revitalisasi perusahaan bisa mengurangi penggunaan gas. Perusahaan menggelontorkan 700 juta dolar AS untuk proyek revitalisasi pabrik ini.

"Jadi dengan direvitalisasi dari teknologi lama ke teknologi lebih baik serapan gasnya lebih efisien," tambah Tri.

Tri menjelaskan saat ini pabrik membutuhkan konsumsi gas sebesar 34 BBTUD per hari. Namun, jika revitalisasi dilakukan maka konsumsi gas menjadi 23 BBTUD per hari.

"Teknologi lama, jadi kita benahi lebih efisien. Disatu sisi, kami bersyukur karena dapat dukungan pemerintah dengan harga khusus 6 dolar ini. Sehingga selain bisa bersaing dengan industri pupuk lain kami juga bisa menekan emisi karbon," ujar Tri.

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement