REPUBLIKA.CO.ID, LUMAJANG -- Kepala Seksi Operasi dan Siaga Basarnas Surabaya, I Wayan Suyatna mengungkapkan, hingga Senin (6/12) tepatnya pukul 11.08 WIB, tim SAR gabungan telah mengevakuasi 3 jenazah terdampak erupsi Gunung Semeru yang diketemukan di kampung Renteng, Desa Sumberwuluh, Kec Candipuro. Ketiga jenazah yang dievakuasi kemudian dibawa ke RSUD dr. Haryoto Lumajang untuk proses identifikasi.
"Ketiga jenazah ditemukan di satu lokasi yang sama," ujarnya.
Berdasarkan tambahan tiga jenazah tersebut, kata dia, hingga kini sudah ada 17 korban jiwa akibat erupsi Gunung Semeru. Dimana lima orang di antaranya meninggal di rumah sakit. Ia pun mengungkapkan kendala dalam proses evakuasi ketiga jenazah yang baru diketemukan. Yakni karena korban tertimbun material pasir bekas lahar dingin setinggi 1 meter.
"Kondisi pasir masih agak panas, semakin dalam semakin terasa panas. Proses evakuasi dilakukan dengan sangat hati-hati," ujarnya.
Sementara itu, berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), jumlah korban meninggal dunia akibat erupsi Gunung Semeru sebanyak 15 orang, dan 27 di antaranya dinyatakan hilang. Namun demikian, pengecekan dan validasi data terus dilakukan untuk memastikan status korban tersebut.
Hingga hari ketiga, posko tetap melakukan operasi pencarian dan pertolongan terhadap kemungkinan warga yang menjadi korban awan panas guguran Gunung Semeru yang terletak di Kabupaten Lumajang. Data yang dihimpun Posko Tanggap Darurat, warga terdampak erupsi Gunung Semeru sebanyak 5.205 jiwa.
Sementara itu, warga yang mengungsi berjumlah 1.707 jiwa yang tersebar di 19 titik. Posko menginformasikan sebaran penyintas sebagai berikut, Kecamatan Pronojiwo terdapat 9 titik pos pengungsian. Pos pengungsian di Kecamatan Candiro berada di 6 titik, dan Pos pengungsi di Kecamatan Pasirian sebanyak 4 titik.