REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Kepala Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) Lombok, Nusa Tenggara Barat, Dedy Asriady mengimbau kepada para pendaki untuk tetap waspada dampak curah hujan lebat atau cuaca ekstrem yang melanda wilayah itu.
"Situasi cuaca di TNGR dari pantau CCTV tidak ada hujan di atas, namun kita tetap imbau pendaki tetap waspada saat melakukan pendakian," kata Kepala TNGR, Dedy Asriady di Lombok, Senin (6/12).
Selain itu, pihaknya mengimbau kepada pendaki supaya membawa perlengkapan pribadi yang cukup untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan ketika terjadi cuaca ekstrem. "Usahakan bawa perlengkapan pribadi yang cukup," katanya.
Ia mengatakan, hujan lebat dengan intensitas cukup tinggi mengakibatkan beberapa daerah di NTB dilanda banjir, namun di TNGR sampai saat ini kondisi masih aman dan pendakian tetap berjalan.
"Tidak ada longsor di TNGR, pendakian tetap berjalan," katanya.
Sebelumnya, dampak cuaca ekstrem destinasi wisata alam nonpendakian TNGR ditutup mulai tanggal 29 November 2021 sampai dengan tanggal 31 Maret 2022 untuk mengantisipasi curah hujan yang cukup tinggi.
Adapun destinasi wisata TNGR yang ditutup dampak cuaca ekstrem itu yakni air terjun jeruk manis Desa Jeruk Manis Kecamatan Sikur, air terjun mayung polak Desa Timbanuh, Kecamatan Peringgasela, air terjun mangku sakti via Desa Sajang, Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur dan Desa Sambik Elen, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara juga ditutup.
"Ini juga untuk antisipasi keselamatan pengunjung," katanya.
Ia mengatakan, penutupan itu dilakukan berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bahwa saat ini sedang terjadi cuaca ekstrem yang berpotensi mengakibatkan angin kencang, hujan lebat dan banjir.
Selain itu juga, penutupan dilakukan dalam rangka menjaga ekosistem kawasan wisata TNGR. "Lokasi tersebut kalau hujan deras terkadang banjir, destinasi wisata alam TNGR yang ditutup itu akan dibuka kembali pada April 2022 mendatang," katanya.