REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Tiga tahun berlalu gelombang tsunami dari longsoran Gunung Anak Krakatau (GAK), Pemeritah Kabupaten (Pemkab) Lampung Selatan mulai siaga bencana pada akhir tahun 2021. Bencana Gunung Semeru menjadi peringatan kabupaten tersebut untuk menyiapkan dini tim khusus penanganan bencana.
“Saat bencana tsunami Desember 2018 sudah tertangani, tapi sekarang saya minta lebih cepat penanganannya lagi dengan siaga tim khusus penanganan bencana,” kata Bupati Lampung Selatan Nanang Ermanto pada rapat kerja dengan kepala dinas, Senin (6/12).
Dia mengingatkan, wilayah Kabupaten Lampung Selatan bagian pesisir selatan pernah terjadi bencana gelombang tsunami pada 22 Desember 2018. Tsunami tersebut terjadi akibat longsoran dari kawah GAK yang menimbulkan gelombang tinggi. Bencana tersebut menelan korban jiwa melayang, luka-luka, rumah hancur dan hilang, serta perangkat kerja nelayan hancur.
Menurut dia, bencana Gunung Semeru menjadi pelajaran bagi masyarakat di Kabupaten Lampung Selatan yang berdekatan dengan GAK. Untuk itu, perlu dibentuk tim khusus penanganan bencana alam di Lampung Selatan, agar dapat bekerja lebih cepat dalam penanganan saat bencana terjadi.
Tim khusus reaksi cepat penanganan bencana tersebut, terdiri dari petugas BPBD, Satpol PP, Dinas Perhubungan, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, dan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan. Tim khusus ini akan berkoordinasi lebih cepat saat terjadi bencana, sehingga penanganan bencana terencana dan terkoordinasi lebih cepat dan sistematis.