REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Sebuah sekolah di Oldham, kota besar di Greater Manchester, Inggris mengeluarkan pernyataan permintaan maaf setelah sebuah rekaman video beredar luas. Video tersebut menunjukkan siswa Muslim melakukan sholat di luar ruangan dalam kondisi cuaca dingin.
Hal ini memicu kemarahan masyarakat. Dalam rekaman terlihat sekitar delapan anak laki-laki sujud di trotoar, sementara seorang anggota staf sekolah yang mengenakan jaket terlihat mengawasi mereka. Setelah selesai sholat mereka berdiri dan mengambil barang-barang mereka.
Mereka melakukan sholat di luar sekolah karena diusir oleh guru mereka yang meminta mereka keluar dari kelas. Rekaman itu tentu saja menuai kecaman keras.
Atas peristiwa tersebut, Oldham Academy North meminta maaf dan mengklaim para siswa tidak dapat sholat di dalam karena sekolah yang terendam banjir. Ada 15 ruangan yang tidak dapat digunakan karena banjir dan kerusakan parah.
Namun demikian, sekolah mengeluarkan permintaan maaf sepenuh hati dan mengatakan penyelidikan telah dilakukan. “Awal minggu ini foto-foto di media sosial mulai beredar tentang para siswa di The Oldham Academy North sholat di luar. Kami ingin menyampaikan permintaan maaf yang tulus. Kami bangga dengan keragaman kami dan tidak pernah, dan tidak akan pernah, menghentikan siswa untuk beribadah atau meminta mereka beribadah di luar.
Meskipun kami selalu berusaha untuk menyediakan fasilitas doa yang sesuai di akademi, kami bekerja dengan Forum Antaragama Oldham dan Dewan Oldham untuk mengatasi kekhawatiran yang disebabkan oleh masalah ini."
Di The Oldham Academy North, kami menganggap keragaman kami sebagai kekuatan terbesar kami. Kami akan selalu melakukan segala daya kami untuk memastikan siswa, staf, dan komunitas kami diberi peluang terbaik dalam hidup.”
Laporan lain oleh Asian Image mewawancarai seorang murid yang mengaku terlibat dalam insiden tersebut. Mereka mengatakan seorang guru yang marah telah memberi tahu kelompok itu mereka tidak diizinkan sholat di ruangan tempat mereka berada.
“Kami sedang sholat Jumat dan seorang guru masuk dan memberi tahu kami tidak diizinkan sholat di tempat itu. Guru tersebut membanting pintu dan tampak marah. Kami memiliki mushola untuk waktu yang lama. Guru mengizinkan kami pergi ke sana untuk sholat," kata seorang siswa.
Para pemimpin Muslim di masyarakat sejak itu berjanji bekerja lebih erat dengan sekolah untuk mencegah hal seperti ini terjadi di masa depan. "Ketika kami diberitahu tentang masalah yang diangkat di Akademi Oldham Utara, kami bertindak cepat berbicara dengan sekolah untuk memahami apa yang telah terjadi," kata Ketua Dewan Oldham, Arooj Shah dilansir dari Abna, Senin (6/12).
Arooj Shah telah berbicara dengan para pemimpin sekolah dan mengaku senang mereka telah meminta maaf kepada siswa yang terkena dampak dan akan menulis surat kepada orang tua untuk menjelaskan. Oldham, ujarnya, adalah wilayah yang bangga dengan keberagaman. Akademi Oldham Utara juga menerima keberagaan itu sebagai kekuatan untuk sekolah.
“Kami akan melanjutkan percakapan dengan sekolah seputar masalah ini untuk menyelidiki situasi dengan benar," ucapnya.
Pejabat Pengembangan Dewan Masjid Oldham Mufti Helal Mahmood mengatakan akan bekerja sama dengan Oldham Academy North untuk memastikan insiden seperti ini dapat dihindari di masa depan. “Kami memiliki sejarah yang kuat di Oldham dalam bekerja bersama di berbagai komunitas dan kepercayaan. Kita tidak boleh membiarkan diri kita terpecah ketika masalah muncul tetapi bekerja melalui mereka dalam kemitraan untuk mencapai resolusi damai," kata Mahmood.