Senin 06 Dec 2021 19:11 WIB

Indonesia Kembali Terima 1,9 Juta Vaksin AstraZeneca

Penerima dua dosis vaksin COVID-19 di Indonesia kini mencapai 99.009.581 orang.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Friska Yolandha
Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika Usman Kansong mengatakan, Indonesia kedatangan sekitar 1,9 juta vaksin AstraZeneca, melalui mekanisme pembelian langsung, pada Ahad malam (5/12).
Foto: ANTARA/Humas Kemenkominfo
Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika Usman Kansong mengatakan, Indonesia kedatangan sekitar 1,9 juta vaksin AstraZeneca, melalui mekanisme pembelian langsung, pada Ahad malam (5/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika Usman Kansong mengatakan, Indonesia kedatangan sekitar 1,9 juta vaksin AstraZeneca, melalui mekanisme pembelian langsung, pada Ahad malam (5/12). Sejalan dengan upaya pemerintah terus memastikan ketersediaan vaksin di tanah air, ia mengimbau masyarakat segera melakukan vaksinasi tanpa menunda-nunda atau memilih vaksin merek tertentu.

“Dengan kedatangan vaksin tahap ke-147 berupa 1.932.000 dosis vaksin AstraZeneca ini, maka total vaksin yang telah diterima Indonesia baik dalam bentuk jadi maupun bulk (bahan baku) adalah sebanyak 395.544.580 dosis,” kata Usman, Senin (6/12). 

Baca Juga

Kedatangan ini, ujarnya, adalah wujud upaya pemerintah terus mendatangkan vaksin untuk menjaga stabilitas stok demi kelancaran program vaksinasi. Diharapkan, kata Usman  pada akhir tahun ini, 80 persen dari target sasaran telah mendapatkan setidaknya vaksinasi dosis pertama dan 60 persen di antaranya telah mendapatkan dosis lengkap. 

Untuk itu, ia meminta masyarakat tidak menunda vaksinasi dengan alasan menunggu merek vaksin tertentu, karena seluruh merek dan jenis vaksin yang digunakan untuk program vaksinasi nasional adalah sama-sama baik dan berkhasiat.

“Semakin kita menunda, semakin rentan dan tinggi risiko kita untuk tertular. Selain itu, yang menerima dampak tersebut bukan hanya diri kita sendiri, melainkan juga orang-orang di sekitar kita. Itulah mengapa pemerintah terus berusaha melakukan akselerasi cakupan vaksinasi. Agar semakin banyak orang tervaksin, terlindungi, dan kekebalan kelompok segera terbentuk,” tegasnya. 

Bersamaan, jelang Natal dan Tahun Baru, Usman juga mengingatkan masyarakat untuk terus menjaga protokol kesehatan. “Hindari mobilitas yang tidak perlu dan jauhi kerumunan. Serta tetap pakai masker. Dengan ikhtiar kita bersama, semoga kondisi yang cukup landai saat ini dapat terus dipertahankan, berlanjut hingga tahun depan tanpa adanya lonjakan kasus,” pungkas Usman.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement