REPUBLIKA.CO.ID, BARCELONA -- Ansu Fati belum membuat kemajuan berarti dalam proses pemulihan cedera hamstring-nya. Jelas, ini bukan kabar baik untuk Barcelona.
Barca akan menjalani laga yang sangat penting di depan mata. Blaugrana dijadwalkan bertemu Bayern Muenchen pada matchday kelima Grup E Liga Champions. Partai tersebut berlangsung di Allianz Arena, markas Muenchen, Kamis (9/12) dini hari WIB.
Semula, muncul optimisme, Fati bisa turun gunung. Sang penyerang sampai meminta pelatih Xavi Hernandez agar mempertimbangkan untuk memasangnya. Ini terlepas dari seberapa fit kondisinya nanti.
"Rupanya Barcelona tidak akan terburu-buru memakai jasanya, sampai dia benar-benar siap 100 persen," demikian laporan yang dikutip dari 90min, Senin (6/12).
Jelas, Barca melakukan tindakan yang seharusnya. Bagaimana pun, Fati pernah memiliki riwayat cedera berat. Nyaris setahun, ia hanya jadi penonton karena mengalami permasalahan di lututnya.
Pada september lalu, penyerang sayap 19 tahun ini sempat turun gunung. Rupanya, fisik sang wonderkid harus beradaptasi dengan rentetan jadwal padat. Alhasil, ia mendapat cedera hamstring.
"Tidak ada indikasi pemulihannya terhenti atau cederanya berkembang. Tapi Kembalinya dia saat melawan Bayern lebih hanya sebuah fantasi daripada kenyataan. Sekarang telah diputuskan bahwa Fati tidak akan bisa bermain pada hari Rabu (malam waktu setempat)," tambah laporan dari 90min.com.
Barcelona bersaing ketat dengan Benfica untuk memperebutkan tiket babak knock out. Wakil Spanyol itu masih di kursi runner up klasemen sementara Grup E, dengan mengantongi tujuh poin. Blaugrana unggul dua angka atas the Eagles.
Bukan perkara mudah bagi Barca untuk menaklukkan Muenchen di Jerman. Pada saat yang sama, Benfica menjamu Dynamo Kiev di Lisbon. Andai pasukan Xavi mendapat hasil imbang di Allianz Arena, kemudian Benfica menang atas lawannya, maka kedua tim sama-sama mengoleksi delapan poin.
Dalam situasi tersebut, Raksasa Katalan bakal tersingkir. Pasalnya Fati dan rekan-rekan karena kalah head to head dari elite Portugal itu.