Selasa 07 Dec 2021 04:00 WIB

Tuai Kritik, Justin Bieber Tetap Tampil di Arab Saudi

Justin Bieber tak mengikuti desakan untuk membatalkan penampilannya di Arab Saudi.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Reiny Dwinanda
 Penyanyi asal Kanada Justin Bieber tampil di penutup Formula Satu di Jeddah, Arab Saudi, Ahad (5/12).
Foto: AP
Penyanyi asal Kanada Justin Bieber tampil di penutup Formula Satu di Jeddah, Arab Saudi, Ahad (5/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyanyi Justin Bieber akhirnya memutuskan untuk tetap tampil di Arab Saudi. Namun, pelantun "Peaches" itu memilih untuk tetap bungkam di media sosial atas penampilannya.

Banyak yang mendesak Bieber untuk membatalkan pertunjukannya demi berempati dengan "penderitaan" rakyat Saudi. Pada Ahad (5/12), penyanyi berusia 27 tahun itu tampil di etape Grand Prix F1, yang berlangsung di Jeddah Corniche Circuit.

Baca Juga

Dalam video yang muncul secara daring, Bieber tampak sangat bersemangat dengan pertunjukan itu. Untuk acara tersebut, dia menyanyikan beberapa lagu hitnya, antara lain "Deserve You", "Somebody”, dan "Hold On".

Justin tidak terbang ke Saudi sendirian. Pelantun "Where Are U Now" yang mengenakan kaus merah Balenciaga dan celana senada itu didampingi sang istri, Hailey Baldwin. Model berusia 25 tahun itu mengenakan masker dan topi, tampaknya mencoba menyamar.

Sebelum acaranya, Bieber didesak untuk membatalkannya. Pada 21 November, wajahnya terpampang dalam iklan di papan reklame drive-by yang terlihat di sekitar Microsoft Theater di Los Angeles, California, tempat acara 2021 American Music Awards (AMAs) 2021.

Bieber disandingkan dengan foto Putra Mahkota Saudi, Mohammed bin Salman. Iklan itu juga mengumumkan penyanyi "Cold Water" itu untuk mengakhiri dugaan "asosiasi".

Satu iklan berbunyi, "Bieber, bos Saudi Anda membunuh jurnalis. Lakukan hal yang benar, batalkan!"

Sementara itu, yang lain menyatakan, "Belum terlambat sekarang untuk meminta maaf. Jangan bernyanyi untuk diktator Arab Saudi!" Sebuah pesan terpisah terus menyuarakan dengan mengatakan, "Justin, jangan menjadi pion bagi pembunuh Saudi."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement