Selasa 07 Dec 2021 01:11 WIB

Politikus Perempuan Miliki Kesempatan Emas Memimpin Bangsa

Politikus perempuan bisa jadi kuda hitam di Pemilu 2024.

Red: Karta Raharja Ucu
Puan Maharani (kedua kiri) adalah satu-satunya politikus perempuan di jajaran pimpinan DPR. Foto: Ketua DPR Puan  Maharani didampingi Mensesneg Pratikno (kiri), Wakil Ketua DPR Lodewijk Freidrich Paulus (kedua kanan) dan Rachmat Gobel.
Foto: ANTARA/Aprillio Akbar
Puan Maharani (kedua kiri) adalah satu-satunya politikus perempuan di jajaran pimpinan DPR. Foto: Ketua DPR Puan Maharani didampingi Mensesneg Pratikno (kiri), Wakil Ketua DPR Lodewijk Freidrich Paulus (kedua kanan) dan Rachmat Gobel.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Rektor 3 London School of Public Relations (LSPR) Jakarta, Taufan Teguh Akbari, Ph.D mengungkapkan beberapa survei internasional menyebut pada rentang waktu tahun 2030 hingga 2040, wanita dianggap bisa memimpin lebih baik daripada laki-laki. Menurut dia, politikus perempuan saat ini itu punya kesempatan yang emas yang mungkin tidak hadir dalam kesempatan berikutnya.

Ia menilai, peran politikus perempuan sangat kuat dalam membangun mimpi-mimpi dan membuka jalan untuk para generasi muda apa yang akan dilakukan. "Mulai dari kebijakan melakukan advokasi regulasi yang dapat berubah sehingga berpihak pada perempuan," kata Taufan saat berbincang dengan Republika.co.id, Ahad (5/12) malam.

Karena itu, menurut Taufan, saat ini adalah satu momentum khusus dan momentum penting untuk para politikus perempuan berani berinovasi. Ia menyarankan para politikus perempuan lebih berani melakukan inovasi, tidak terjebak dalam hal-hal yang sifatnya ritual atau seremonial, tetapi lebih membangun hal-hal yang lebih monumental dan membangun program-prigram yang berorientasi pada historical.

"Mereka punya kans, dan membawa narasi-narasi baru narasi perubahan di bidang pendidikan. Hanya saja mereka itu harus lebih berani," kata dia.

Kuncinya menurut Taufan adalah berani bersuara dan berani bertindak serta berani berpikir kritis. Selain itu politikus perempuan harus berani berkarya. Karena menurut Taufan, karya menunjukkan keteladanan.

"Dan keteladanan itu hari ini adalah modal utama seseorang itu bisa dinilai apakah dia pemimpin yang baik atau pemimpin yang efektif atau tidak efektif, memberikan teladan melalui hadirnya karya-karya dan karya-karya tersebut bisa lebih banyak dibuat oleh para politikus perempuan saat ini," kata dia memaparkan.

Di dunia politik Indonesia, peran politikus perempuan dinilai belum mampu mengalahkan para politikus laki-laki. Meski sejumlah nama politikus perempuan diakui sejumlah pihak memiliki kinerja baik. Contohnya seperti Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Menteri Sosial Tri Rismaharini, hingga Ketua DPR Puan Maharani.

Risma bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam hasil survei Indikator Politik Indonesia dinilai punya kinerja terbaik di antara menteri lain dalam Kabinet Indonesia Maju. Sementara nama Puan Maharani menggema seiring dengan bermunculannya sederet daftar kandidat calon presiden dan calon wakil presiden.

Dalam survei Indikator, Puan menjadi satu-satunya kandidat perempuan yang masuk dalam tiga besar pasangan capres-cawapres di Pilpres 2024. Puan disebut memiliki kans besar berpasangan dengan Menhan Prabowo Subianto dalam Pilpres 2024.

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan, saat ini tidak ada pasangan calon presiden (capres) 2024 yang paling dominan atau mengungguli pasangan calon lainnya. Dari tiga pasangan yang disimulasikan, pasangan Prabowo-Puan unggul tipis.

Pusaran politik Indonesia memang belum ramah terhadap politikus perempuan. Meski demikian Peneliti di Institut Riset Indonesia (INSIS), Wildan Hakim, memprediksi Puan sebagai wakil dari politikus perempuan bisa menjadi "kuda hitam" jika maju dalam Pilpres 2024...

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ اَنْ يَّقْتُلَ مُؤْمِنًا اِلَّا خَطَـًٔا ۚ وَمَنْ قَتَلَ مُؤْمِنًا خَطَـًٔا فَتَحْرِيْرُ رَقَبَةٍ مُّؤْمِنَةٍ وَّدِيَةٌ مُّسَلَّمَةٌ اِلٰٓى اَهْلِهٖٓ اِلَّآ اَنْ يَّصَّدَّقُوْا ۗ فَاِنْ كَانَ مِنْ قَوْمٍ عَدُوٍّ لَّكُمْ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَتَحْرِيْرُ رَقَبَةٍ مُّؤْمِنَةٍ ۗوَاِنْ كَانَ مِنْ قَوْمٍۢ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُمْ مِّيْثَاقٌ فَدِيَةٌ مُّسَلَّمَةٌ اِلٰٓى اَهْلِهٖ وَتَحْرِيْرُ رَقَبَةٍ مُّؤْمِنَةٍ ۚ فَمَنْ لَّمْ يَجِدْ فَصِيَامُ شَهْرَيْنِ مُتَتَابِعَيْنِۖ تَوْبَةً مِّنَ اللّٰهِ ۗوَكَانَ اللّٰهُ عَلِيْمًا حَكِيْمًا
Dan tidak patut bagi seorang yang beriman membunuh seorang yang beriman (yang lain), kecuali karena tersalah (tidak sengaja). Barangsiapa membunuh seorang yang beriman karena tersalah (hendaklah) dia memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman serta (membayar) tebusan yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh itu), kecuali jika mereka (keluarga si terbunuh) membebaskan pembayaran. Jika dia (si terbunuh) dari kaum yang memusuhimu, padahal dia orang beriman, maka (hendaklah si pembunuh) memerdekakan hamba sahaya yang beriman. Dan jika dia (si terbunuh) dari kaum (kafir) yang ada perjanjian (damai) antara mereka dengan kamu, maka (hendaklah si pembunuh) membayar tebusan yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh) serta memerdekakan hamba sahaya yang beriman. Barangsiapa tidak mendapatkan (hamba sahaya), maka hendaklah dia (si pembunuh) berpuasa dua bulan berturut-turut sebagai tobat kepada Allah. Dan Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana.

(QS. An-Nisa' ayat 92)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement