REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA— Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan serangan pada masjid di Siprus tidak akan dibiarkan 'tanpa jawaban'. Hal ini ia sampaikan setelah muncul laporan upaya pembakaran pada masjid-masjid di Siprus bagian yang dikuasai Yunani.
Surat kabar pro-pemerintah Turki, Daily Sabah mengatakan setidaknya satu tersangka ditangkap dalam upaya pembakaran masjid di Kota Larnaca pada 2 Desember lalu. Tidak ada yang terluka dalam peristiwa tersebut.
"Sayangnya terdapat (usaha) untuk menolak masjid-masjid kami di Siprus selatan, tentu operasi di Siprus selatan tidak akan dibiarkan tanpa jawab," kata Erdogan pada wartawan sebelum berangkat kunjungan dua hari di Qatar Senin (6/12).
"Ini yang kami katakan pada Siprus selatan: jangan lakukan aksi sabotase pada rumah ibadah kami, harga yang anda bayar untuk aksi-aksi itu akan sangat mahal," tambahnya.
Siprus terpecah dua bagian pada 1974 setelah Turki menginvasi pulau itu seusai kudeta yang dilakukan pendukung penyatuan dengan Yunani.
Turki satu-satunya negara yang mengakui negara Siprus Turki yang terletak di bagian utara pulau itu dan tidak mengakui Siprus sebagai negara.
Pihak berwenang Siprus mengatakan pihak berwenang menangkap seorang pria Suriah dalam serangan yang mengakibatkan pintu masjid yang terbuat dari kayu rusak. Pemadam kebakaran berhasil memadam api. Pria tersebut akan didakwa pasal pembakaran.
Seorang pejabat pemerintah yang tidak menyebutkan namanya karena tidak berwenang membahas kasus ini mengatakan motif tersangka diyakini karena permintaannya untuk menginap di masjid ditolak imam setempat. Saksi mata memberitahu polisi tersangka menggunakan surat kabar bahasa Yunani untuk menyalakan api.