Selasa 07 Dec 2021 08:22 WIB

Studi: Pria Lebih Banyak Sebarkan Partikel Virus Covid-19

Studi penyebaran partikel virus Covid-19 dilakukan selama berbulan-bulan.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Sebuah studi terbaru menemukan bahwa pria lebih banyak menyebarkan partikel virus corona daripada wanita dan anak-anak.
Foto: www.freepik.com
Sebuah studi terbaru menemukan bahwa pria lebih banyak menyebarkan partikel virus corona daripada wanita dan anak-anak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah studi terbaru menemukan bahwa pria lebih banyak menyebarkan partikel virus corona daripada wanita dan anak-anak. Hal ini merujuk pada studi dari Colorado State University yang berfokus pada pelacakan penyebaran Covid-19 di pertunjukkan seni.

Studi yang berlangsung berbulan-bulan ini pada awalnya dikembangkan untuk meninjau keamanan pertunjukan seni setelah pandemi. Pertunjukan seni termasuk paduan suara, teater kampus hingga pertunjukan Broadway sangat terdampak karena pembatasan pandemi Covid-19.

Baca Juga

Penelitian ini dilakukan atas kerjasama Direktur CSU School of Music, Theater and Dance, Dan Goble, dengan John Volckens, seorang profesor di Departemen Teknik Mesin CSU. Lebih dari 75 orang berpartisipasi dalam penelitian yang sebagian besar berlangsung di ruangan yang digunakan untuk menguji partikel virus di udara.

Peserta terdiri dari berbagai usia dan pekerjaan. Beberapa diminta untuk menyanyikan lagu-lagu sederhana seperti “Selamat Ulang Tahun” secara berulang, sementara yang lain diminta untuk membawakan lagu pada instrumen.

"Bernyanyi jelas mengeluarkan lebih banyak partikel daripada ketika Anda berbicara," kata Volckens seperti dilansir dari CBS, Selasa (7/12).

Meski studi dimaksudkan untuk meninjau penyebaran virus corona di gedung pertunjukan, penelitian tersebut juga mengungkap bahwa pria dewasa cenderung mengeluarkan lebih banyak partikel daripada perempuan dan anak-anak. Alasan pria cenderung mengeluarkan lebih banyak partikel adalah karena pria memiliki paru-paru yang lebih besar.

“Virus itu juga menyebar lebih mudah di antara mereka yang berbicara dengan volume lebih keras. Volume suara Anda adalah indikator seberapa banyak energi yang Anda masukkan ke dalam kotak suara. Energi itu menandakan seberapa banyak partikel yang keluar dari tubuh. Ini adalah partikel yang membawa virus Covid-19 dan menginfeksi orang lain," kata Volckens.

Volckens mengatakan bahwa bernyanyi atau berteriak (mengeluarkan suara lebih keras) di dalam gedung pertunjukan memiliki risiko besar dalam penyebaran Covid-19. Tempat seperti bar, arena olahraga, dan gedung pertunjukan rentan terhadap penyebaran virus tingkat tinggi. Sebaliknya, lanjut Volckens, ruangan yang digunakan untuk konser balet cenderung lebih aman daripada konser musik atau paduan suara yang mengeluarkan suara kencang.

Goble mengungkapkan bahwa poin penting yang bisa jadi bahan evaluasi ke depan adalah pentingnya gedung pertunjukan memiliki ventilasi udara yang mumpuni. Di sisi lain, saat ini sudah banyak gedung pertunjukan yang beroperasi dengan syarat penonton dan kru tetap mengenakan masker dan vaksinasi.

"Penutupan gedung pertunjukkan selama tahun 2020 adalah langkah tepat, karena itu merupakan upaya untuk menyelamatkan nyawa. Dan sekarang kita jadi tahu bahwa ketika Anda bernyanyi atau berbicara dengan volume keras, Anda mengeluarkan lebih banyak partikel," kata Volckens.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement