Selasa 07 Dec 2021 08:31 WIB

Blinken Bicara dengan Zelenskiy di Tengah Ketegangan Rusia

Menlu AS Antony Blinken berbicara dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Menlu AS Antony Blinken berbicara dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy. Ilustrasi.
Foto: AP/Drew Angerer/Pool Getty Images North Ameri
Menlu AS Antony Blinken berbicara dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (Menlu AS) Antony Blinken berbicara dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy. Pembicaraan via telepon ini dilakukan sebelum sambungan telepon antara Presiden AS Joe Biden dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada pekan ini.

Diprediksi Biden akan memperingatkan Putin akan ada konsekuensi ekonomi yang akan menimpa Rusia apabila menggelar invasi ke Ukraina. Pada Senin (6/12) juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengatakan AS tetap berkomitmen pada kebijakan pintu terbuka NATO.

Baca Juga

Price menegaskan aliansi pertahanan itu harus siap pada calon anggotanya ketika mereka siap. Kini Ukraina yang bekas bagian Uni Soviet ingin menjadi anggota Uni Eropa dan NATO.

Sebelumnya dilaporkan Biden dan Putin akan menggelar sambungan video pada Selasa (7/12) ini. Kedua pemimpin itu dijadwalkan akan membahas situasi yang menegangkan di Ukraina.

"Biden akan menekankan kekhawatiran AS mengenai aktivitas militer Rusia di perbatasan dengan Ukraina dan menegaskan kembali dukungan Amerika Serikat pada kedaulatan dan integritas wilayah Ukraina," kata juru bicara Gedung Putih Jen Psaki, Sabtu (4/12) lalu.

Ia menambahkan topik-topik lain yang akan dibahas dalam pembicaraan itu itu antara lain 'stabilitas strategis, siber, dan isu-isu kawasan'. Kremlin mengatakan keduanya juga akan membahas hubungan bilateral dan implementasi kesepakatan yang dicapai dalam pertemuan di Jenewa pada Juni lalu.

"Pembicaraan akan digelar pada Selasa, hubungan bilateral, masalah Ukraina dan realisasi kesepakatan yang dicapai di Jenewa merupakan (item) utama dalam agenda," kata Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov.

Kedua belah pihak tidak mengungkapkan waktu persisnya pembicaraan itu akan digelar. Diyakini Rusia menumpuk 94 ribu pasukannya di dekat perbatasan Ukraina. Pada Jumat (3/12) lalu Menteri Pertahanan Rusia Oleksii Reznikov mengatakan berdasarkan informasi intelijen, Moskow merencanakan penyerangan militer skala besar pada akhir Januari.

Pemerintah AS mengatakan mereka juga mencapai kesimpulan yang serupa. Biden menolak permintaan Rusia untuk jaminan keamanan di kawasan.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement