Selasa 07 Dec 2021 12:10 WIB

Eropa Masih Ragu Boikot Olimpiade Musim Dingin Beijing

Para pemimpin Eropa terus ditekan aktivis HAM untuk memboikot Olimpiade Beijing

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Personel medis dengan pakaian pelindung menyaksikan tim hoki China Ice Sports College berlatih di atas es selama Kegiatan Tes Domestik Hoki Es Beijing, acara uji untuk Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022, di Stadion Indoor Nasional di Beijing, Rabu, 11 November. 10, 2021. Para pemimpin Eropa terus ditekan aktivis HAM untuk memboikot Olimpiade Beijing.
Foto: AP/Mark Schiefelbein
Personel medis dengan pakaian pelindung menyaksikan tim hoki China Ice Sports College berlatih di atas es selama Kegiatan Tes Domestik Hoki Es Beijing, acara uji untuk Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022, di Stadion Indoor Nasional di Beijing, Rabu, 11 November. 10, 2021. Para pemimpin Eropa terus ditekan aktivis HAM untuk memboikot Olimpiade Beijing.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Dua bulan sebelum Olimpiade Musim Dingin Beijing, para pemimpin Eropa terus ditekan aktivis hak asasi manusia untuk melakukan boikot diplomatik. Olimpiade Beijing diamati dengan ketat sejak masyarakat dunia marah atas perlakuan China pada atlet tenis Peng Shuai.

Peng menghilang dari hadapan publik sejak menuduh mantan petinggi Partai Komunis China melecehkannya. Kasus Peng yang meledak di seluruh dunia memaksa catatan pelanggaran hak asasi manusia China menjadi sorotan.

Baca Juga

Aktivis dan politisi sudah mendesak untuk memboikot China atas pelanggaran hak asasi pada masyarakat minoritas Uighur dan aktivis pro-demokrasi Hong Kong. Kasus Peng memicu kembali desakan tersebut.

Kasus itu juga memicu perdebatan mengenai hubungan China dengan dunia olahraga setelah Asosiasi Tenis Perempuan (WTA) mencoret China dari daftar tuan rumah turnamen tenis di masa depan. WTA juga mengidentifikasi mantan wakil perdana menteri Zhang Gaoli sebagai pejabat yang dituduh Peng.

Beberapa aktivis mendesak pemerintah negara-negara Barat untuk melakukan biokot diplomatik. Selain atlet tidak ada diplomat, kepala negara, atau pemerintah yang terbang ke Beijing untuk menyaksikan pertandingan. Sejumlah pejabat Eropa menyetujui gagasan itu.

Pada Selasa (7/12) South China Morning Post melaporkan di Inggris gagasan tersebut didukung oleh Ketua Parlemen Jacob Rees-Moog. Ia mengatakan 'tidak ada tiket yang dipesan' untuk menteri Inggris menghadiri Olimpiade Musim Dingin.

Namun juru bicara kantor perdana menteri mengatakan pemerintah Inggris belum memutuskan mengenai perwakilan yang dikirim ke Beijing. AS sudah mengumumkan akan melakukan biokot diplomatik pada Olimpiade Beijing.

Australia mengatakan mereka juga masih mempertimbangkannya. Pekan ini Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock menjadi pejabat tertinggi negara Eropa yang menyinggung tentang Olimpiade Musim Dingin di Beijing.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement