REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) merupakan program yang diterbitkan oleh Mendikbudristek, Nadiem Makarim, sebagai bentuk pembukaan jalur pembelajaran yang fleksibel, adaptif dan tangguh dalam menghadapi perkembangan Zaman.
Esensi dari program MBKM ini adalah mahasiswa memiliki kesempatan untuk bertukar pengalaman pembelajaran selama 1 semester pada prodi yang sama, di Perguruan Tinggi yang berbeda dengan pemenuhan kredit sebanyak 20 sks.
Selaras dengan hal tersebut, Dosen Lembaga Bahasa Universitas BSI (Bina Sarana Informatika), turut andil untuk berpartisipasi, bergerak bersama serta berjalan beriringan dengan visi dan misi program MBKM tersebut.
Jimmi, Ary Iswanto Wibowo, dan Retno Rahayuningsih sebagai dosen Universitas BSI dari tim Lembaga bahasa Universitas BSI, berbagi pengalaman dan ilmunya kepada mahasiswa di luar Perguruan Tinggi asal.
Menurut Jimmi, selaku ketua Lembaga Bahasa Universitas BSI menuturkan, program MBKM ini merupakan suatu terobosan pembelajaran terbaru yang luar biasa serta dapat diimplementasikan dalam jangka panjang. Mengingat, banyaknya manfaat yang diberikan dari kebijakan ini.
“Melalui kebijakan ini, mahasiswa diberikan kesempatan luas dan terbuka untuk memperkaya, meningkatkan dan memperdalam wawasan, serta kompetensinya di dunia nyata. Tentunya yang sesuai dengan minat, bakat, potensi, dan cita-cita yang diinginkan,” tutur Jimmi, Senin (29/11) lalu.
Lanjutnya, adanya kebijakan ini membuat mahasiswa memperoleh pembelajaran yang berbasis pengalaman (experiential learning). “Sehingga mahasiswa diharapkan akan siap dengan perubahan dan tantangan zaman yang tidak hanya cakap dalam kemampuan soft skills. Namun juga cakap dalam kemampuan hard skills,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, proses pembelajaran yang dimulai pada 13 September 2021 dengan menggunakan akun SPADA DIKTI, berjalan dengan sangat kondusif dan menyenangkan.
“Baik dari pihak dosen maupun dari pihak mahasiwa, keduanya merasakan atmosfer yang berbeda dalam proses pembelajaran. Tak jarang, mahasiswa juga saling bertukar pengalaman kepada rekan mahasiswa dan dosen dikelas,” pungkasnya.
Retno Rahayuningsih, selaku staf lembaga bahasa Universitas BSI menjelaskan, mahasiswa yang terjaring untuk mengikuti program MBKM ini adalah mereka yang telah siap untuk memenuhi tuntutan perkembangan zaman.
“Sebab saat mereka submit untuk mengikuti program ini, mereka harus menandatangani surat pernyataan bermaterai untuk mengikuti seluruh kegiatan MBKM hingga program berakhir,” kata Retno, Senin (29/11).
Ia menambahkan, proses seleksinya pun diadakan secara terbuka, bagi mahasiswa yang tidak mau menandatangani surat pernyataan maka dinyatakan tidak dapat mengikuti program MBKM ini.
“Harapannya, bagi mahasiwa yang mengikuti kegiatan ini, khususnya mahasiswa dari Prodi Bahasa Inggris Universitas BSI, mampu mengimplementasikan pengalaman dan ilmu yang telah dimiliki di dunia kerja nantinya, serta menjadi mata air bagi Program Studi Bahasa Inggris dikampus Universitas BSI,” tandasnya.