Selasa 07 Dec 2021 13:35 WIB

Rob Belum Usai, Pemkab Indramayu Salurkan Bantuan Beras

Bantuan beras disalurkan ke tiga kecamatan yang terdampak rob.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Andi Nur Aminah
Warga melintasi banjir rob yang melanda desa Eretan Wetan, Kandanghaur, Indramayu, Jawa Barat (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Dedhez Anggara
Warga melintasi banjir rob yang melanda desa Eretan Wetan, Kandanghaur, Indramayu, Jawa Barat (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Bencana banjir akibat gelombang pasang air laut (rob) di pesisir Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, masih terus terjadi, Selasa (7/12). Pemkab Indramayu melalui Dinas Ketahanan Pangan (DKP) pun menyalurkan bantuan beras bagi warga yang terdampak banjir rob.

"Di Eretan (Kecamatan Kandanghaur) air rob sekarang mulai naik lagi, ketinggian air 70 cm," ujar Koordinator Lapangan Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Indramayu, Waminudin, kepada Republika.co.id, Selasa (7/12) siang.

Baca Juga

Selain di Kecamatan Kandanghaur, banjir rob juga melanda Kecamatan Losarang dan Kecamatan Cantigi. Bantuan beras pun disalurkan ke tiga kecamatan tersebut.

Kepala DKP Kabupaten Indramayu, Erpin Marpinda mengatakan, ada enam ton bantuan beras yang disalurkan ke beberapa desa di tiga kecamatan tersebut. Menurutnya, beras itu bersumber dari Cadangan Pangan Pemerintah Daerah (CPPD) Kabupaten Indramayu. "Ada beberapa desa di tiga kecamatan yang terdampak banjir rob," ujar Erpin.

Erpin menyebutkan, untuk Kecamatan Kandanghaur, bantuan beras disalurkan bagi warga di Desa Eretan Wetan, Eretan Kulon, Ilir dan Kertawinangun. Sedangkan di Kecamatan Losarang, beras diberikan kepada warga di Desa Cemara Kulon. Sementara di Kecamatan Cantigi, beras dikucurkan kepada warga terdampak rob di Desa Cangkring.

Erpin mengatakan, penyaluran bantuan beras itu dimaksudkan untuk membantu pemenuhan kebutuhan pangan bagi masyarakat yang terdampak bencana banjir rob. Pasalnya, bencana tersebut telah mengganggu aktivitas ekonomi masyarakat setempat. "Semoga bantuan ini bisa membantu meringankan beban masyarakat selama banjir rob menerjang rumah mereka," tutur Erpin.

Camat Losarang, Opik Hidayat, mengakui, banjir rob yang melanda Desa Cemara Kulon bukan hanya membuat rumah warganya terendam. Namun, pasang air laut itu sudah menyebabkan aktivitas ekonomi warga menjadi terganggu. "Bantuan beras ini dapat membantu masyarakat yang terdampak rob," cetus Opik.

Seperti diketahui, banjir rob parah melanda sejumlah pesisir di Kabupaten Indramayu, terutama di Kecamatan Kandanghaur. Banjir akibat rob yang bercampur dengan luapan sungai Ciperawan, telah menyebabkan ketinggian banjir mencapai 80 cm dan meluas di empat desa.

Di Kecamatan Kandanghaur, ada ribuan rumah warga yang terendam. Banjir juga menggenangi sejumlah sekolah sehingga mengganggu kegiatan belajar mengajar (KBM). Bupati Indramayu, Nina Agustina pun meninjau kondisi warga yang terendam banjir rob di Desa Eretan Wetan, Jumat (3/12). Selain melihat kondisi rumah-rumah warga, bupati juga menyaksikan secara langsung gedung sekolah dan sejumlah sarana umum lainnya yang tergenang air laut.

Nina menjelaskan, banjir rob terjadi akibat dampak abrasi di Desa Eretan Wetan yang menyebabkan bibir pantai dan permukiman warga saling berdekatan. Hal itu mempermudah air laut masuk dan menggenangi rumah warga, termasuk gedung sekolah. "Banjir rob di Desa Eretan Wetan (jadi langganan) selama kurang lebih 15 tahun karena ini berhadapan langsung dengan lautan," kata Nina.

Dalam kesempatan itu, Nina menawarkan kepada masyarakat setempat untuk pindah tempat tinggal (bedol desa) menuju lokasi yang lebih aman dan tidak terkena banjir rob. Namun, masyarakat tetap bersikukuh ingin bertahan di tempat tinggalnya masing-masing meskipun sering dilanda rob.

"Tadi saya tanyakan langsung kepada masyarakat, bagaimanapun revitalisasi tidak cukup satu atau dua rumah, tapi harus semuanya. Artinya mau enggak bedol desa? Tetapi ternyata mereka masih betah," ujar Nina.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement