REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR — Lies Permana Lestari resmi menjadi Direktur Perusahaan Daerah Jasa Transportasi (PDJT) Kota Bogor, yang mengelola Biskita Transpakuan selama lima tahun ke depan. Tak hanya mengelola transportasi massal ini, Lies juga memiliki tugas untuk melakukan pembenahan internal dalam konteks perusahaan PDJT itu sendiri.
Pengamat tata kota, Yayat Supriatna, mengatakan direktur baru PDJT memiliki pekerjaan rumah (PR) besar untuk mengubah keadaan PDJT menjadi lebih sehat. Dimana beberapa tahun lalu PDJT memiliki jejak yang tidak sehat di masa lalu.
“Maka yang perlu dibenahi, pertama, organisasi, strukutr keuangan, manajemen, dan pengembahan usaha. Itu yang harus betul-betul dibenahi. Tantangan yang harus dihadapi oleh direktur,” ujar Yayat kepada Republika, Selasa (7/12).
Meurut Yayat, Direktur PDJT harus menjadi petarung atau berjuang untuk menyehatkan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kota Bogor di bisang transportasi ini. Sebab, Biskita Transpakuan yang dioperasikan oleh konsorsium PDJT, PT Kodjari, dan Lorena nantinya, merupakan brand dari Kota Bogor.
Sehingga, lanjut Yayat, Direktur PDJT harus mampu mempertahankan kinerja pelayanan. Mengingat Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memberikan standar pelayanan bagi Biskita Transpakuan, yang dijalankan dengan skema Buy The Service (BTS) ini.
“Dan itu harus dipertahankan, terus dinaikin. Kalau enggak, berat. Karena BTS ini membentuk standar. Nah standar ini lah yang harus menjadi standar pelayanannya PDJT ke depan,” tegasnya.
Di samping itu, Yayat pun menanggapi latar belakang dari Lies Permana Lestari yang bukan berasal dari bidang transportasi. Menurut dia, yang utama dari direktur ialah berlatarbelakang pengusaha atau enterpreneur.
Yayat mengatakan, jika direktur merupakan seorang pengusaha maka dia akan paham tentang bisnis untuk menjalankan sebuah perusahaan.
“Kalau orang transportasi, banyak ahlinya. Tapi dia seorang enterpreneur yang paham tentang bisnis. Nanti tinggal disentuh dengan aspek transportasinya. Di dalam staf ahlinya, di dalam Pelaksana Tugas (Plt) juga, staf ahli, semua,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Komisi II DPRD Kota Bogor, Rusli Prihatevy, berharap sisa kursi jabatan yang kosong di PDJT bisa diisi oleh orang-orang yang memiliki kompeten di bidang transportasi dan memiliki nilai semangat untuk kembali membawa PDJT sehat kembali.
Sebab menurutnya, proyeksi penyehatan dan pengembangan PDJT ke depan sudah terlihat. Tinggal bagaimana kursi-kursi jabatan yang kosong diisi oleh orang-orang yang kompeten.
“Jangan sampai, dari atas sampai bawah itu tidak ada yang tahu arah perusahaan ini. Karena kan proyeksinya sudah jelas dari program yang saat ini sudah bergulir seperti Biskita Transpakuan,” ucapnya.
Meski tidak memiliki latar belakang di bidang transportasi, Rusli tetap menyampaikan apresiasi dan selamat kepada Lies yang sudah memegang tongkat estafet kepemimpinan PDJT yang sudah lama kosong.
“Sebagai mitra kerja, tentu kami menyambut baik kehadiran direksi yang baru, karena kepimpinan PDJT sekarang sudah terisi lagi dan kami harap akan terjalin sinergitas yang baik antara PDJT dan DPRD Kota Bogor khususnya Komisi II selaku mitra kerja,” ujar Rusli.
Sebelumnya, Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto, mengaku jika ia membutuhkan orang yang memiliki integritas dan paham mengelola keuangan. Bersinergi menarik investasi sehingga akhirnya aset yang dimiliki pun bisa berkembang.
Dia menambahkan, Lies selaku direktur baru dalam Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di bidang transportasi ini, memiliki tugas jtama untuk mempromosikan, berkolaborasi, bersinergi, dan menarik investasi. Sehingga akhirnya aset yang dimiliki PDJT bisa berkembang.
“Ada shelter, ada unit bis sendiri, dan harus dikembangkan macam-macam. Karena tidak mungkin perusahaan ini berkembang tanpa berinovasi dalam hal investasi tadi. PDJT kan konsorsium dengan Lorena dan Kodjari jadi konsorsium itu bersama sama,” pungkasnya.