REPUBLIKA.CO.ID, HELSINKI -- Angkatan Udara Finlandia (FAF) mengusulkan pengadaan F-35 untuk menambah armada jet tempur negara. Permintaan ini muncul usai mengevaluasi pesaing untuk HX Challenge atau program pengadaan jet tempur dari Kementerian Pertahanan Finlandia untuk menjaga pertahanan dari Rusia.
Laporan media Finlandia, Iltalehti, pada akhir pekan menyatakan F-35 yang diproduksi oleh Lockheed Martin adalah salah satu dari lima pesawat yang dikirim ke Finlandia, selain Saab Gripen, Super-Hornet Boeing, Eurofighter, dan Rafale Prancis. Armada F-35 akan dibeli karena kemampuan dan umurnya yang unggul.
Paket yang ditawarkan untuk Finlandia telah disetujui oleh Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) pada Oktober 2020. Ini mencakup hingga 64 unit F-35A, ditambah beragam paket persenjataan, suku cadang dan logistik, pelatihan, serta sistem pendukung.
Finlandia telah mengizinkan produsen untuk membuat paket pesawat dan persenjataan yang paling memenuhi tuntutan operasional Angkatan Udara. Kementerian Pertahanan Finlandia meminta pada Agustus kenaikan yang mengejutkan sebesar 54 persen dalam pengeluaran militer. Kenaikan ini menjadi 5,8 miliar dolar AS pada 2021, dengan HX Challenge menyumbang sebagian besar peningkatkan.
Finlandia telah menghabiskan lima tahun terakhir memilih pesawat tempur baru dengan kemampuan udara-ke-permukaan dan udara-ke-laut untuk melindungi perbatasan 1.300 kilometer dengan Rusia. Pesawat-pesawat itu akan menggantikan 64 Boeing F/A-18 Hornet yang akan dihapus secara bertahap antara 2025-2030, dengan pesawat tempur baru yang tetap beroperasi hingga tahun 2060-an.
Finlandia adalah negara netral resmi yang bukan anggota NATO, tetapi mempertahankan hubungan dekat dengan organisasi tersebut. Dengan memilih pesawat tempur Lockheed Martin, negara Nordik ini kemungkinan akan sejajar dengan AS selama beberapa dekade mendatang, berkat kerja sama industri yang menyumbang hampir sepertiga dari harga pesanan.