Rabu 08 Dec 2021 20:31 WIB

Tugas Baru Milisi Taliban

Wali mengaku bergabung Taliban untuk mengusir tentara AS dan pemerintahan korup.

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
Taliban berjaga di luar rumah sakit militer, sehari setelah ledakan bom dan serangan militan ISIS, di Kabul, Afghanistan, Rabu (3/11/2021).
Foto: EPA-EFE/STRINGER
Taliban berjaga di luar rumah sakit militer, sehari setelah ledakan bom dan serangan militan ISIS, di Kabul, Afghanistan, Rabu (3/11/2021).

REPUBLIKA.CO.ID, HERAT--Sejak Taliban merebut Afghanistan tiga setengah bulan yang lalu peran pasukan mereka kini berubah. Dari pemberontak yang bertempur di pegunungan dan medan perang kini menjadi angkatan bersenjata yang mengelola negara.

Banyak anggota Taliban yang kini memiliki pekerjaan baru seperti menjaga pos-pos pemeriksaan di jalan-jalan atau melakukan berpatroli di kota-kota dan kabupaten di seluruh Afghanistan. Bulan lalu sejumlah anggota Taliban berpose untuk difoto wartawan The Associated Press saat patroli malam dan menjaga pos pemeriksaan di barat Kota Herat.

Baca Juga

Salah satunya Ahmad Wali yang berusia 21 tahun. Pada Selasa (7/12)  siswa madrasah itu ditugaskan untuk berpatroli di Desa Kamar Kalagh, sebelah utara Herat. Ia mengatakan bergabung dengan Taliban karena yakin itu yang diajarkan Alquran. Wali mengatakan ia juga ingin mengusir kehadiran Amerika dan pemerintah Afghanistan sebelumnya yang menurutnya korup.

Ia mengatakan kini ia sibuk dengan tanggung jawab baru dengan memberikan keamanan yang dibebankan padanya.Wali berharap ia dan negaranya memiliki masa depan cerah. Ia pun yakin '99 persen' masa depan masyarakat Afghanistan akan lebih baik.

Setelah Taliban merebut kekuasaan pada bulan Agustus lalu, Afghanistan yang bergantung pada bantuan ekonomi sudah mengalami krisis. Kini masyarakat internasional menahan ratusan juta dolar AS untuk membiayai negara berpopulasi 38 juta orang itu.

Amerika Serikat (AS) membekukan aset Afghanistan senilai miliar dolar AS yang disimpan di luar negeri. Sistem perbankan Afghanistan diputus dari dunia dan penguasa Taliban tidak dapat membayar gaji karyawan pemerintah sementara pekerjaan di seluruh negeri hilang.

Perempuan dilarang mendapat pendidikan menengah atas dan bekerja kecuali sejumlah profesi tertentu. Sementara puluhan ribu lainnya termasuk profesi berpendidikan tinggi telah melarikan dari negara itu. Sehingga Afghanistan kehilangan tenaga kerja terampil.

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement