REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Pemprov Jabar memastikan tidak ada vaksin kadaluwarsa di Jabar. Menurut Ketua Divisi Vaksinasi Jawa Barat Dedi Supandi, hal itu menyusul sulitnya mencari warga yang harus mendapatkan vaksinasi.
"Memang ada kekhawatiran vaksin di Jabar kadaluwarsa ketika saat ini terjadi penurunan kecepatan harian vaksinasi, lalu vaksinnya bagaimana karena tidak terpakai sementara kan vaksin itu ada masa kadaluwarsanya," ujar Dedi, di Raker Pokja PWI Gedung Sate dan Sharing-an Session Outlook Jabar 2022 di Dago, Kabupaten Bandung, Rabu petangl (8/12).
Dedi mengatakan, di Jabar tidak pernah ada vaksin kadaluwarsa. Pihaknya menerapkan sistem silang kebutuhan vaksin. Misalnya, ada wilayah yang memiliki kelebihan vaksin dan belum terpakai, pihaknya akan meminjam vaksin tersebut kepada daerah yang membutuhkan vaksinasi.
Menurutnya, kalau ada kabupaten kota terancam kaduwarsa 1 bulan, maka pinjam pakai vaksin. Saat ini ada dua kabupaten yang mau habis kadaluwarsanya. "Nanti pinjem biar ke kabupaten yang butuh untuk dosis pertama dan kedua. Jadi di Jabar tak ada vaksin kadaluwarsa. Dari pada kadaluwarsa mending untuk booster," paparnya.
Selanjutnya, kata dia, vaksin yang dipinjamkan akan diganti dengan pendistribusian vaksin selanjutnya. "Diharapkan tidak ada vaksin kadaluwarsa, selama ini alhamdulillah tidak pernah ada,"katanya.
Terkait capaian vaksinasi pihaknya mencatat lima daerah capaian vaksinnya rendah yaitu Kabupaten Cirebon, Kabupaten Bogor, Kuningan, Garut, dan Kabupaten Tasikmalaya. Dengan rendahnya capaian vaksinasi dua di antara lima daerah tersebut masuk pada Level 3 yaitu Kabupaten Cirebon dan Kuningan.