Cegah Korupsi, Khofifah Minta ASN Perkuat Integritas
Rep: Dadang Kurnia/ Red: Fernan Rahadi
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menyampaikan paparan program One Pesantren One Product (OPOP) di arena Munas Alim Ulama PPP, yang digelar di Ponpes Fadhlul Fadhlan, Kecamatan Mijen, Kota Semarang, Jawa Tengah, Senin (18/10). | Foto: Republika/Bowo Pribadi
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mewanti-wanti seluruh aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemprov Jatim untuk selalu menjaga integritas. Ia berpesan agar para ASN tidak sampai terjerat tindakan tidak terpuji, yakni korupsi. Khofifah mengungkapkan, ada sejumlah area yang sangat rawan terjadinya korupsi. Yaitu dalam perencanaan anggaran, dana hibah dan bansos, pajak dan retribusi, pengadaan barang dan jasa, sektor perizinan, tata kelola dana desa, manajemen aset, dan jual beli jabatan.
"Jika kita ingin menjaga nama baik dan kehormatan keluarga, anak, istri, suami dan keluarga di rumah, kehormatan dan marwah serta kepercayaan masyarakat terhadap institusi kita, jangan pernah terlintas apalagi melakukan korupsi," kata Khofifah di Surabaya, Kamis (9/12).
Khofifah mengatakan, Hari Anti Korupsi Sedunia yang biasa diperingati pada 9 Desember harus dijadikan momentum bagi seluruh jajaran Pemprov Jatim dan kabupaten/kota se-Jatim untuk kembali memperkuat integritas dan komitmen untuk tidak mendekati apalagi melakukan praktik-praktik korupsi. Praktik korupsi, kata Khofifah, tidak hanya merusak kepercayaan dan diri seseorang.
Lebih dari itu, kata dia, korupsi juga dapat merusak berbagai sendi-sendi negara, termasuk sistem demokrasi. Itu tak lain lantaran korupsi menimbulkan ketidakpercayaan publik kepada pemerintah serta menghambat percepatan kesejahteraan masyarakat.
"Saya ingin pejabat publik dan ASN Jatim menjadi role model bagaimana upaya pencegahan korupsi itu benar-benar dilakukan dan diwujudkan. Menjadikan birokrasi yang cepat, efektif, efisien, tanggap, transparan, akuntabel, dan responsif," ujarnya.
Khofifah mengungkapkan, praktik korupsi tidak hanya terjadi di lingkungan instansi pemerintahan saja. Semua orang bisa melakukan praktik korupsi tanpa memandang kedudukan, jabatan, profesi, dan lain sebagainya. Oleh karena itu menjaga integritas dan moralitas penyelenggaran negara di semua level dan lini sedini mungkin sangat diperlukan.
"Maka dari itu saya juga mengajak kepada seluruh masyarakat Jatim juga untuk bersama-sama melawan korupsi. Jangan beri kesempatan korupsi dan pungli berkembang di sendi kehidupan manapun dan level manapun," kata dia.