REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Luas lahan Perum Perhutani Wilayah Kawasan Hutan sekitar Gunung Semeru KPH Probolinggo, Jawa Timur, yang terdampak letusan gunung tersebut mencapai 5.354,80 hektare, yang terbagi menjadi dua bagian yakni terdampak parah dan sedang.
Sekretaris Divisi Regional (Divre) Perhutani Jawa Timur Dandit Pudyantoro mengatakan untuk terdampak parah mencapai 1.999,80 hektare, dengan jenis tanaman adalah Kopi, Rimba Campur serta Pinus.
Sedangkan untuk terdampak sedang mencapai luasan 3.355 hektare, dengan jenis tanaman seperti jati, JPP, pinus, sengon, mahoni, rimba campur, bambu, rekisi, kopi serta cengkeh.
Ia mengatakan dari beberapa jenis tanaman yang mengalami kerusakan paling luas adalah kopi dengan total 1.489,30 hektare, sedangkan yang mengalami kerusakan dengan luasan kecil adalah jenis tanaman rekisi yakni mencapai 6,90 hektare.
"Hingga saat ini, kami dari Perhutani Divre Jatim bekerja sama dengan Perhutani KPH Probolinggo masih terjun ke lapangan untuk melakukan pendataan dan mendirikan posko evakuasi di beberapa titik," katanya.
Sebelumnya Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kabupaten Lumajang Agus Setiawan mencatat ada sekitar 200 hektare lahan pertanian di wilayah itu dipastikan gagal panen akibat lahar letusan Gunung Semeru.
Agus mengatakan ratusan lahan itu berada di Kecamatan Pronojiwo dan Candipuro dengan tanaman kebun, tanaman lereng gunung, dan aliran sungai.Untuk komoditas, kata Agus, di antaranya padi, palawija serta sengon, serta komoditas Kopi.
"Kalau kopi ada di lereng, tetapi karena belum bisa naik ke atas, teman-teman petani di Desa Oro-Oro Ombo belum bisa memberikan kabar ke kami apakah tanam masih utuh atau tidak," katanya.
Sementara untuk peternakan, Agus yang juga menjabat Ketua MPC Pemuda Pancasila Kabupaten Lumajang itu menyebut banyak hewan ternak yang mati dan tidak bisa diselamatkan, seperti sapi dan kambing.
"Tetapi memang saat evakuasi, ternak tersebut banyak yang tidak sempat dibawa karena letusan dan lahar Gunung Semeru datang secara mendadak," katanya.
Ia menyebut ternak yang mati karena lahar dari letusan Gunung Semeru itu berada di Desa Sumber Urip, Sumber Mujur, Oro-Oro Ombo, dan Supit Urang.