Kamis 09 Dec 2021 23:02 WIB

Bupati: Wilayah Terdampak Semeru Bukan untuk Tontonan

Masyarakat diminta tak melakukan foto di lokasi terdampak Semeru.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Muhammad Hafil
Bupati: Wilayah Terdampak Semeru Bukan untuk Tontonan. Foto: Seorang warga berada di samping rumah saudarannya yang hancur dan tertimbun material Gunung Semeru di Kampung Renteng, Desa Sumberwuluh, Candipuro, Lumajang, Jawa Timur, Kamis (9/12/2021). Hari keenam penanggulangan bencana Gunung Semeru sejumlah warga terdampak awan panas guguran Gunung Semeru masih mencari keluarganya yang belum ketemu.
Foto: ANTARA/Seno
Bupati: Wilayah Terdampak Semeru Bukan untuk Tontonan. Foto: Seorang warga berada di samping rumah saudarannya yang hancur dan tertimbun material Gunung Semeru di Kampung Renteng, Desa Sumberwuluh, Candipuro, Lumajang, Jawa Timur, Kamis (9/12/2021). Hari keenam penanggulangan bencana Gunung Semeru sejumlah warga terdampak awan panas guguran Gunung Semeru masih mencari keluarganya yang belum ketemu.

REPUBLIKA.CO.ID, LUMAJANG -- Bupati Lumajang, Thoriqul Haq meminta masyarakat tidak berkunjung ke tempat terdampak erupsi Gunung Semeru. Pesan ini ditunjukkan terutama untuk mereka yang sekadar melihat-lihat kondisi lokasi.

"Soal yang ingin foto-foto itu, jeprat-jepret, foto-foto sudah bukan waktunya sekarang. Ini bukan tontonan, bukan tempat pariwisata," kata Thoriq saat ditemui wartawan di Lapangan Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Kamis (9/12).

Baca Juga

Menurut Thoriq, salah satu kendala penanganan erupsi itu karena banyaknya mobil yang berlalu-lalang. Keberadaan kendaraan ini menyebabkan alat transportasi pengangkut bantuan di posko-posko terhambat. Padahal alat transportasi ini harus mengangkut bantuan-bantuan ke sejumlah posko yang tersebar di Kabupaten Lumajang.

Masyarakat yang hendak mengirim bantuan cukup mengunjungi posko tertentu yang berperan untuk menerimanya. "Solusinya nggak usah ke sana (Dusun Sumbersari), jalannya ditutup. Yang mau memberikan bantuan sudah ada posko semua di sini. Selesai sudah. Kan tinggal posko-posko itu dimanfaatkan, ayo kerjasama, tinggal kerja sama," ucapnya.

Saat ini, kata Thoriq, bantuan logistik untuk korban erupsi sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan hingga 15 hari. Selanjutnya, pihaknya sedang memikirkan untuk menyediakan hunian sementara yang bisa ditinggali korban. Lokasi hunian masih dipertimbangkan tapi kemungkinan didirikan di lahan milik Perhutani wilayah Oro-oro Ombo.

Sebelumnya, Gunung Semeru mengalami peningkatan aktivitas vulkanik yang ditunjukkan dengan terjadinya guguran awan panas. Guguran ini dilaporkan mengarah ke Besuk Kobokan, Desa Supit Urang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Sabtu (4/12) pukul 15.20 WIB.

Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Gunung Semeru di Pos Gunung Sawur, Dusun Poncosumo, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro telah melaporkan adanya getaran banjir lahar atau guguran awan panas tercatat mulai pukul 14.47 WIB dengan amplitudo maksimal 20 milimeter. Pada pukul 15.10 WIB, PPGA Pos Gunung Sawur melaporkan visual abu vulkanik dari guguran awan panas sangat jelas. Hal tersebut teramati mengarah ke Besuk Kobokan dan beraroma belerang.

Berdasarkan laporan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), guguran lava pijar teramati dengan jarak luncur kurang lebih 500 hingga 800 meter. Pusat gugurannya berada kurang lebih 500 meter di bawah kawah.

Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga Kamis (9/12) sore, 43 orang meninggal dunia akibat erupsi Gunung Semeru. Kemudian 104 orang mengalami luka yang di antaranya 32 orang luka berat dan 82 orang luka sedang serta ringan. Sebagian besar korban erupsi mengalami luka bakar.

Untuk saat ini, para warga yang terluka masih dirawat di sejumlah fasilitas kesehatan di Kabupaten Lumajang. Lokasi-lokasi tersebut antara lain RSUD dr. Haryoto, RS Bhayangkara Lumajang dan RS Pasirian. Kemudian juga dirawat di Puskesmas Penanggal, Puskesmas Candipuro, dan beberapa puskesmas lainnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement