Jumat 10 Dec 2021 08:53 WIB

Biden Khawatir Kemunduran Demokrasi di Seluruh Dunia

Joe Biden menyatakan kekhawatirannya pada kemunduran demokrasi di seluruh dunia

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
Presiden AS Joe Biden memberikan sambutan pada KTT virtual untuk Demokrasi, di Auditorium Pengadilan Selatan, di Gedung Putih di Washington, D.C., AS, 09 Desember 2021. Joe Biden menyatakan kekhawatirannya pada kemunduran demokrasi di seluruh dunia .
Foto: UPI POOL
Presiden AS Joe Biden memberikan sambutan pada KTT virtual untuk Demokrasi, di Auditorium Pengadilan Selatan, di Gedung Putih di Washington, D.C., AS, 09 Desember 2021. Joe Biden menyatakan kekhawatirannya pada kemunduran demokrasi di seluruh dunia .

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyatakan kekhawatirannya pada kemunduran demokrasi di seluruh dunia pada Kamis (9/12). Dia menyerukan sesama pemimpin dunia bekerja dengannya untuk meningkatkan lembaga-lembaga demokrasi.

Komentar Biden disampaikan kepada lebih dari 100 pemimpin pada pertemuan virtual pertama untuk Demokrasi di Gedung Putih. "Apakah kita akan membiarkan kemunduran hak dan demokrasi terus berlanjut? Atau akankah kita bersama-bersama memiliki visi dan keberanian untuk sekali lagi memimpin pawai kemajuan manusia dan kebebasan manusia ke depan?" katanya.

Baca Juga

Dalam kesempatan itu Biden tidak secara terang-terangan menyebut nama China atau Rusia. Namun, dia telah berulang kali menyatakan AS dan sekutu yang berpikiran sama perlu menunjukkan kepada dunia bahwa demokrasi adalah kendaraan yang jauh lebih baik bagi masyarakat daripada otokrasi.

Biden menggarisbawahi negara-negara demokrasi yang sudah lama berdiri sekalipun, seperti AS, belum kebal terhadap ketegangan. Dia menyebut momen itu sebagai titik balik dalam sejarah.

Pernyataan ini merujuk pada momen ketika pejabat terpilih lokal mengundurkan diri pada tingkat yang mengkhawatirkan di tengah konfrontasi dengan suara-suara marah di rapat dewan sekolah, kantor pemilihan, dan balai kota. Negara-negara bagian mengesahkan undang-undang untuk membatasi akses ke surat suara sehingga lebih sulit bagi orang Amerika untuk memilih.

Terlebih lagi serangan 6 Januari di Capitol yang telah membuat banyak orang di Partai Republik Donald Trump berpegang teguh pada klaim palsunya tentang pemilihan yang dicurangi. Kondisi ini mengikis kepercayaan pada keakuratan suara.

"Di sini, di Amerika Serikat, kami juga tahu memperbarui demokrasi dan memperkuat institusi demokrasi kami membutuhkan upaya terus-menerus," kata Biden.

Presiden AS mengumumkan telah meluncurkan inisiatif untuk membelanjakan hingga 424 juta dolar AS untuk program di seluruh dunia. Program ini dirancang untuk mendukung media independen, kerja anti-korupsi, dan banyak lagi.

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement