REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kabupaten Lumajang Agus Setiawan menyebut, bencana erupsi Gunung Semeru berpotensi mendorong terjadinya kredit macet bagi ratusan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di wilayah terdampak.
Berdasarkan pendataan awal, dampak ekonomi akibat bencana Gunung Semeru sangat banyak. Agus menyatakan, Kadin bersedia melakukan pendampingan terhadap pelaku usaha yang terdampak erupsi Gunung Semeru.
Agus mengungkapkan, dari hasil komunikasi awal dengan Dinas Koperasi Lumajang tercatat sebanyak 322 UMKM di Kecamatan Candipuro, serta sekitar 100 UMKM di Kecamatan Pronojiwo, yang terdampak letusan Gunung Semeru.
"Ini masih data awal yang kami terima dari Pemkab Lumajang, termasuk dari Kementerian Koperasi. Kami yakin, masih banyak UMKM yang terdampak namun belum tercatat. Oleh karena itu kami masih melakukan pendataan," ujar Agus, Jumat (10/12).
Erupsi Gunung Semeru juga disebutnya berdampak bagi pelaku usaha peternakan. Agus mencatat, kepemilikan hewan ternak di daerah terdampak erupsi Semeru tersebut terdapat sapi sebanyak 300 ekor, kambing 500 ekor, dan unggas sebanyak 1.300 ekor.
"Estimasi nilai yang kami data awal, kerugian untuk pelaku usaha peternak yang terdampak letusan Gunung Semeru mencapai Rp 20 miliar," kata Agus.
Agus mengatakan, langkah yang akan diambil oleh Kadin Lumajang adalah melakukan advokasi bagi pelaku usaha, dan meminta pemerintah untuk memfasilitasi penghapusan pajak, penundaan pembayaran, atau pengurangan kredit bagi pelaku usaha.
"Supaya bisa memberikan opsi terbaik bagi pengusaha atau UMKM yang terdampak Gunung Semeru," ujarnya.
Ketua Kadin Jawa Timur Adik Dwi Putranto mengatakan, pihaknya juga bakal menyiapkan pendampingan bagi UMKM yang terdampak, dan diharapkan menjadi komitmen bersama Kadin di Indonesia. Komitmen yang dimaksud adalah bagaimana penanganan pascaletusan Gunung Semeru, khususnya bagi pelaku usaha.
Adik menekankan pendataan segera dilakukan, khususnya bagi UMKM seperti peternak dan petani, agar bisa bekerja kembali secara normal. Termasuk mendorong pemutihan hutang di bank, dan meminta pembebasan pembayaran PBB.
"Memang letusan Semeru membawa dampak ekonomi yang luar biasa. Banyak pengusaha dan UMKM yang terdampak langsung maupun tidak langsung, sehingga menyebabkan timbulnya risiko yang akan berpengaruh terhadap proses bisnis," kata dia.