Jumat 10 Dec 2021 15:13 WIB

Musyawarah Pimpinan DMDI Pilih Syafruddin Jadi Wakil Presiden

Keputusan DMDI disetujui Presiden Tan Sri HM Ali Rustam dan wakil dari 29 negara

Mesyuarat Majlis Tertinggi (Red: Musyawarah Mejelis Tertinggi) Dunia Melayu Dunia Islam, memilih Komjen Pol (Purn) Dr (HC) H Syafruddin MSi menjadi Wakil Presiden. Keputusan diambil setelah mempertimbangkan kiprah Syafruddin dalam kegiatan kemanusiaan dan keumatan di Indonesia dan di luar Indonesia.
Foto: DMDI
Mesyuarat Majlis Tertinggi (Red: Musyawarah Mejelis Tertinggi) Dunia Melayu Dunia Islam, memilih Komjen Pol (Purn) Dr (HC) H Syafruddin MSi menjadi Wakil Presiden. Keputusan diambil setelah mempertimbangkan kiprah Syafruddin dalam kegiatan kemanusiaan dan keumatan di Indonesia dan di luar Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, MELAKA -- Mesyuarat Majlis Tertinggi (Red: Musyawarah Mejelis Tertinggi) Dunia Melayu Dunia Islam, memilih Komjen Pol (Purn) Dr (HC) H Syafruddin MSi menjadi Wakil Presiden. Keputusan diambil setelah mempertimbangkan kiprah Syafruddin dalam kegiatan kemanusiaan dan keumatan di Indonesia dan di luar Indonesia.

Keputusan majelis tertinggi diumumkan setelah disetujui Presiden DMDI Tan Sri H. M Ali Rustam bersama seluruh Ketua Umum DMDI dari 29 negara yang hadir dalam zoom meeting langsung dari Melaka, Malaysia. Tan Sri H M Ali Rustam percaya bahwa Syafruddin dapat memajukan DMDI di dunia dengan network yang dimiliki.

Said Aldi Ali Idrus mengatakan kiprah Syafruddin di Indonesia maupun di luar negeri menjadi pembicaraan dalam pertemuan majelis tinggi. Antara lain pengentasan buta baca Alquran, pembangunan Museum Nabi Muhammad SAW, dan membantu para kiai untuk bekerja sama dengan Al Azhar di Kairo, Mesir.

"Perkembangan DMDI begitu pesat di dunia sehingga bapak Presiden DMDI membutuhkan wakil presiden, dan muncul usulan Pembina DMDI di Indonesia, bapak Syafruddin. Setelah pembahasan, tampaknya semua ketua-ketua langsung menyetujui," ujar Said.

DMDI adalah organisasi yang memiliki visi-misi untuk menyatukan orang-orang melayu yang tersebar di seluruh dunia. DMDI berdiri sejak tahun 2000 di Malaka dengan beranggotakan hanya 10 negara, yang kemudian berkembang menjdi 29 negara.

Sementara itu, menanggapi kepercayaan yang diberikan, Syafruddin berharap bisa memberikan sumbangsih bagi organisasi DMDI agar semakin berjaya demi kemakmuran warga melayu secara khusus, dan warga dunia secara umum. Dia juga berharap DMDI bisa berperan aktif dalam mengatasi masalah-masalah sosial kemasyarakatan.

Syafruddin sendiri terpilih sebagai Ketua Dewan Pembina DMDI di Indonesia dalam Konferensi Internasional DMDI di Jakarta pada bulan November 2019. Pada waktu itu, Presiden DMDI Tan Sri H. M Ali Rustam menganugerahi gelar Tun Perak kepada Syafruddin karena dianggap banyak berkiprah dalam mengentaskan masalah masalah sosial kemasyarakatan di dunia Islam. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement