REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) memperluas otorisasi suntikan dosis ketiga atau booster Pfizer-BioNTech Covid-19 untuk anak berusia 16 dan 17 tahun, Kamis (9/12) waktu setempat. Langkah ini dilakukan di tengah meningkatnya kekhawatiran atas kemampuan varian Omicron untuk mengatasi kekebalan yang diberikan oleh dua dosis vaksin Covid-19.
Keputusan FDA datang sehari setelah Pfizer dan BioNTech merilis hasil tes laboratorium yang menunjukkan tiga dosis vaksin mereka tampak efektif melawan Omicron. Sementara dua dosis mungkin tidak cukup untuk menghentikan infeksi, meskipun masih dapat mencegah penyakit parah.
Bahkan sebelum Omicron muncul, terdapat kekhawatiran tentang berkurangnya kekebalan dari waktu ke waktu. Amerika Serikat (AS) serta banyak negara belahan bumi utara lainnya mengalami gelombang infeksi musim dingin yang didorong oleh varian Delta yang saat ini dominan.
Otorisasi penggunaan darurat yang diperluas berlaku enam bulan setelah seri vaksinasi primer dan diharapkan segera ditinjau serta diratifikasi oleh lembaga kedua, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit.
"Vaksinasi dan mendapatkan booster saat memenuhi syarat, bersama dengan tindakan pencegahan lainnya seperti menutupi dan menghindari kerumunan besar dan ruang berventilasi buruk, tetap menjadi metode kami yang paling efektif untuk memerangi Covid-19," kata penjabat kepala FDA Janet Woodcock seperti dikutip laman Strait Times, Jumat (10/12).
Dalam sebuah pernyataan, FDA mengatakan bukti yang mendukung keputusan tersebut berasal dari data respons imun yang dikumpulkan sebelumnya dari orang berusia 18 tahun ke atas. Pihaknya menyimpulkan bahwa booster kemudian dapat diperluas ke usia 16 dan 17 tahun.
Kasus miokarditis (radang otot jantung) yang jarang dan perikarditis (radang lapisan luar jantung) telah dikaitkan dengan penggunaan vaksin mRNA pada pria yang lebih muda. Baik suntikan dosis dari vaksin Pfizer-BioNTech dan Moderna menggunakan teknologi mRNA, dengan Moderna mengemas dosis yang lebih tinggi.
Namun FDA mengatakan akumulasi data dunia nyata, bersama dengan meningkatnya jumlah kasus Covid-19, menunjukkan bahwa manfaat booster pada kelompok usia ini lebih besar daripada risikonya.