REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Kaum muda yang kabur dari penindasan sistematis China di Xinjiang telah berhasil mencapai Istanbul yang aman. Namun, mereka terjerat oleh garis kemiskinan dan kecanduan obat-obat terlarang.
Tidak sedikit dari mereka kini menjadi tunawisma. Tinggal di tempat-tempat gelap, tanpa udara, dan kumuh.
Abdusemi (Semi) memasuki salah satu tempat berkumpul para tunawisma itu. Ia dapat melihat tumpukan sampah yang menggunung di dinding dan botol air plastik berserakan di atas papan kayu di atas lantai beton.
Empat sosok bayangan berkerumun di sekitar bara api kecil yang menyala. Semi menemukan tiga pemuda Uighur dan seorang gadis muda yang menjadikan ruangan gelap dan kumuh itu sebagai rumah mereka.
"Mereka membutuhkan air untuk mandi, pakaian bersih untuk ganti, dan makanan enak. Mereka telah terombang-ambing lima tahun lalu setelah dikirim untuk belajar di Turki," kata Semi.