REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komandan Posko Tanggap Darurat Bencana Dampak Awan Panas dan Guguran Gunung Semeru, Danrem 083/Baladhika Jaya Kolonel inf Irwan Subekti melaporkan total 45 orang meninggal hingga pencarian hari ketujuh bencana tersebut terjadi. Sedangkan laporan warga yang belum ditemukan juga masih ada.
"Sampai hari ketujuh, untuk total korban meninggal sampai sekarang ada 45 orang. Jadi hari ini ada tambahan dua orang korban lagi dari Desa Renteng," ujar Irwan dalam konferensi pers secara daring, Jumat (10/12).
Irwan melaporkan warga hilang yang terlapor saat ini berjumlah sembilan orang. Kemudian terdapat 19 orang luka berat dan 19 orang lagi luka ringan. Penderita luka bakar saat ini dilaporkan memiliki penyakit pengikut lainnya.
Sementara dalam data Satuan Tugas Tanggap Darurat Bencana Dampak Awan Panas dan Guguran Gunung Semeru dilaporkan terdapat 6.573 pengungsi, dengan kerugian materil terdampak pada 2.970 unit rumah. Sebanyak 33 unit fasilitas umum rusak. Salah satu diantaranya yang paling terparah adalah putusnya Jembatan Gladak Perak yang menghubungkan sebagian wilayah Kabupaten Lumajang dengan Malang.
Sedangkan wilayah kecamatan paling terdampak ada dua yakni Kecamatan Pronojiwo dan Candipuro, Lumajang. "Titik pengungsian sebanyak 126 titik, dengan rincian 24 titik pengungsian terpusat dan 102 titik pengungsian yang menyebar atau mandiri," ujar Irwan.
Pada pengungsian terpusat, titik pengungsian di Kecamatan Pronojiwo dilaporkan ada 10 titik pengungsian, Kecamatan Candipuro 10 titik, dan Kecamatan Pasirian empat titik. Pengungsian lain di 102 titik tersebar di seluruh Kabupaten Lumajang.
"Upaya pencarian dan evakuasi dengan mengerahkan tiga unit tim SAR (pencarian dan penyelamatan), yang masing-masing beranggotakan antara 75 sampai 100 orang dengan lokasi pencarian di Curah Kobokan, kemudian Kampung Renteng," ujar Irwan.
Komentar
Gunakan Google Gunakan Facebook