REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- World Health Organization (WHO) mendorong agar negara-negara, khususnya G20 melakukan upaya pemerataan sistem dan infrastruktur kesehatan dunia. Senior Advisor of the Director General WHO, Bruce Aylward menyampaikan setidaknya 23 miliar dolar AS diperlukan untuk kebutuhan tersebut.
"Kita butuh sekitar 23 miliar dolar AS untuk mempersiapkan kemerataan sistem kesehatan di seluruh negara," katanya dalam Media Briefing Finance and Central Bank Deputies Meeting, di Bali, Jumat (10/12).
Bruce mengatakan kesenjangan sistem kesehatan yang terjadi saat ini antara negara maju dan negara miskin sangat jauh. Negara maju punya tingkat vaksinasi hingga 70 persen sementara negara miskin hanya sekitar tujuh persen.
WHO mendorong negara-negara maju untuk masuk dalam kerangka kerja WHO dalam upaya pemerataan tersebut. Hal ini karena pemulihan ekonomi global akan sangat tergantung pada memperkecil celah perbedaan.
Menurutnya, nilai 23 miliar dolar AS sangat kecil bagi negara-negara maju. Ia juga optimistis dengan satuan tugas kesehatan dan keuangan yang telah dibentuk Presiden G20 untuk mencegah adanya pandemi selanjutnya serta memperkuat sistem kesehatan dunia.
"Ini akan mendorong pencegahan, meningkatkan kesiapan, dan respons dalam bentuk mekanisme dan arsitektur yang terukur," katanya.
Ia juga menilai sistem kesehatan dunia kini telah berkembang secara lebih baik karena adanya dorongan dari pandemi. Dengan peran G20, maka perbaikan akan lebih memperkuat daya tahannya. Bruce juga mengingatkan setiap negara yang akan membuka kembali sektor-sektor perekonomiannya untuk tetap patuh pada protokol kesehatan yang ketat. Apalagi dengan adanya Omicron yang terbukti menular lebih cepat, maka tingkat ketaatan pada protokol kesehatan sangat menentukan kesuksesan dari pembukaan sektor perekonomian.